Purwokerto (ANTARA) - Dosen Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Kholifatus Saadah menilai keanggotaan Timor Leste di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN perlu dikawal terus.
"Dari lima hasil yang diberikan pada KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) ASEAN di Jakarta kemarin, menurut saya yang paling menarik dan perlu dikawal terus adalah mengenai keanggotaan Timor Leste di ASEAN," tegasnya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu.
Ia mengatakan hal itu mengingat Timor Leste sudah mengajukan proposal untuk menjadi anggota ASEAN sejak tahun 2011, sehingga cukup menarik jika memantau progres yang terjadi.
Selain itu, kata dia, perlu dilihat juga mengenai bagaimana Indonesia sangat aktif "menyambut" Timor Leste dengan membuka kesempatan bagi pegawai negeri Timor Leste untuk magang pada kementerian/lembaga di Indonesia.
"Itu sangat menarik karena tarik ulur yang cukup panjang selama ini, ditambah beberapa negara anggota yang awalnya tidak bersedia menerima Timor Leste, sudah mulai melihat bahwa Timor Leste cukup prospektif menjadi anggota ASEAN," jelas dosen Studi ASEAN itu.
Oleh karena itu, kata dia, sayang sekali jika pada akhirnya hanya diberikan status sebagai observer, mengingat hubungan historis Timor Leste dengan Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya.
Disinggung mengenai keuntungan yang sekiranya akan diperoleh dari masuknya Timor Leste sebagai anggota ASEAN, dia mengatakan hal itu tentunya dalam sisi keamanan akan lebih "mudah" dikelola jika masuk ke dalam organisasi regional.
"Lalu juga berkaitan dengan pasar bebas dan hambatan tarif yang bisa dihilangkan. Timor Leste bisa menjadi tempat baru untuk pasar ASEAN yang memang sudah cukup masif," ucapnya.
Kendati demikian, dia mengakui empat poin lainnya yang dihasilkan dalam KTT Ke-43 ASEAN di Jakarta seperti masalah Timur Tengah, Myanmar, Laut China Selatan, dan Indo-Pasifik bukan berarti tidak penting.
Menurut dia, isu-isu tersebut adalah isu yang cukup lama juga berdinamika di kawasan Asia Tenggara.
Dalam hal ini, kata dia, yang perlu dipertahankan adalah bagaimana ASEAN sebagai organisasi regional mempertahankan ASEAN Centrality di dalam konstelasi kawasan pada penyelesaian masalah masing-masing
"Harapan saya ke depan tentunya untuk mempertahan ASEAN Centrality di dalam penyelesaian masalah-masalah itu. Semua harus tetap melihat bahwa ASEAN merupakan pusat, bukan diserahkan kepada pihak lain di luar regional," tegas dosen yang akrab disapa Ifa itu.
Berita Terkait
Dirut PLN tinjau posko utama kelistrikan KTT WWF
Minggu, 19 Mei 2024 19:20 Wib
PLN gelar apel siaga kelistrikan pastikan keandalan pelayanan KTT WWF 2024 di Bali
Sabtu, 18 Mei 2024 16:50 Wib
Presiden Joko Widodo bertolak ke San Francisco dari Washington DC
Rabu, 15 November 2023 8:40 Wib
Presiden Joko Widodo ajak AS berkontribusi wujudkan perdamaian global
Selasa, 14 November 2023 10:16 Wib
Presiden Jokowi akan hadiri KTT OKI untuk bahas situasi Gaza
Kamis, 9 November 2023 13:42 Wib
Pengusaha mebel Jepara ingin KTT ASEAN bantu pulihkan pasar ekspor
Minggu, 10 September 2023 22:00 Wib
Presiden Jokowi pimpin rangkaian pertemuan ASEAN dengan mitra
Rabu, 6 September 2023 8:48 Wib
KTT ASEAN 2023, ini harapan pelaku industri mebel Jepara
Rabu, 6 September 2023 7:34 Wib