Semarang (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Semarang menegaskan bahwa saat ini tidak ada lagi istilah sekolah favorit dan bukan favorit, sebab kemajuan sekolah bergantung peran kepemimpinan kepala sekolah.
"Dulu masih ada (istilah, red.) sekolah favorit dan tidak favorit. Sekarang ini sangat dinamis," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bambang Pramusinto di Semarang, Kamis.
Menurut dia, kepemimpinan kepala sekolah sebenarnya menentukan perkembangan dan kemajuan sekolah, apalagi pada zaman sekarang ini dengan pesatnya perkembangan teknologi.
"Bagus tidaknya sekolah tergantung 'leadership' (kepemimpinan) kepsek (kepala sekolah). Kalau kepseknya inovatif, kreatif, pasti sekolahnya maju. Ini akan terlihat dari rapor pendidikan," katanya.
Ia menyebutkan hasil rapor evaluasi pendidikan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang mencatat 10 sekolah dengan peringkat terbaik, baik sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah pertama (SMP).
Berdasarkan hasil rapor evaluasi pendidikan itu, kata dia, ternyata penyebarannya merata, yakni tidak hanya didominasi sekolah negeri, tetapi juga sekolah swasta. Bahkan, sekolah di wilayah pinggiran.
"Kemarin sudah diranking. Alhamdulillah sudah muncul 10 besar terbaik SD dan SMP. Kami bangga ternyata variatif, tidak hanya didominasi sekolah negeri, tetapi juga swasta," katanya.
Banyak sekolah yang dahulu tidak diperhitungkan karena berada di kawasan pinggiran, lanjut dia, ternyata masuk dalam 10 besar rapor evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh Kemendikbudristek.
"Yang saya bangga ternyata sekolah pinggiran juga muncul, (sekolah, red.) swasta banyak yang dapat. Sekarang sudah sistem zonasi, dengan Kurikulum Merdeka. Semua sekolah punya kesempatan yang sama," katanya.
Hasil rapor evaluasi pendidikan itu, kata dia, akan segera dipublikasikan, baik melalui media sosial Disdik Kota Semarang, laman resmi Pemerintah Kota Semarang, maupun media massa.
Bambang berharap, hasil rapor evaluasi pendidikan itu bisa memotivasi sekolah-sekolah lainnya, terutama dari kepala sekolahnya, untuk semakin berbenah dan berkembang menjadi lebih baik.
"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbudresitek, red.) kan ada rapor pendidikan yang menilai itu tadi, pendidikan karakter, kembali ke 'leadership' kepsek. Kami berharap ini bisa memotivasi para kepsek," katanya.
Sekolah-sekolah yang masuk dalam 10 besar tersebut, antara lain SD Negeri Bubakan, SDN Ngadirgo 02, SDN Ngijo 02, SD Karangkidul, SD PL Bernadus 01, SMPN 8, SMPN 5, SMPN 34, SMP Kristen YSKI, dan SMP Kristen Tri Tunggal Semarang.
Baca juga: Disdikbud: 10 SMPN di Boyolali tidak penuhi kuota PPDB
Berita Terkait
Pemkab Batang apresiasi kepedulian PLTU masifkan literasi sekolah
Rabu, 27 November 2024 6:25 Wib
Disdikbud Jateng : Tiga siswa korban penembakan aktif di sekolah
Selasa, 26 November 2024 16:47 Wib
Dinas Pendidikan Kudus sisir sekolah rusak untuk diusulkan perbaikan
Senin, 25 November 2024 16:22 Wib
Sekolah Alam Ar-Ridho gelar "Festival BBA-BBK" evaluasi hasil belajar
Minggu, 24 November 2024 11:27 Wib
Lima sekolah di Klaten terdampak angin kencang
Jumat, 22 November 2024 19:57 Wib
Pemkot refleksikan PSP untuk tingkatkan mutu pendidikan sekolah
Jumat, 22 November 2024 8:27 Wib
Pemprov Jateng dan masyarakat kolaborasi bangun SMKN 1 Karangjambu
Rabu, 20 November 2024 8:35 Wib
SMK Muhammadiyah 1 Prambanan dan PLN Icon Plus Jateng teken MoU Kelas Industri
Kamis, 14 November 2024 8:53 Wib