Semarang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat indeks ketimpangan gender provinsi selama 2022 yang mencapai 0,371 poin, atau mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya sebesar 0,377 poin.
"Sejak tahun 2018, indeks ketimpangan gender berkurang sebesar 0,019 poin atau rata-rata turun 0,005 poin per tahun. Hal ini mengindikasikan ketimpangan gender yang semakin mengecil atau kesetaraan yang semakin membaik," kata Kepala BPS Jawa Tengah Dadang Hardiwan dalam siaran pers di Semarang, Selasa.
Penurunan indeks ketimpangan tersebut, lanjut dia, terutama dipengaruhi oleh perbaikan dimensi kesehatan reproduksi dan pasar tenaga kerja.
Ia menjelaskan, sebagian dimensi kesehatan reproduksi membaik, meskipun risiko perempuan dalam kesehatan reproduksi semakin meningkat.
BPS juga mencatat perbaikan indikator persentase perempuan berusia 25 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas yang meningkat lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Sebagian dimensi pemberdayaan, lanjut dia, juga mengalami perbaikan pada indikator persentase perempuan berusia 25 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas menjadi semakin setara.
Menurut dia, perbaikan dimensi pemberdayaan didukung pula oleh proporsi keterwakilan perempuan di parlemen yang meningkat dari 18,33 persen di 2021 menjadi 20 persen di 2022.
Dalam keterangannya, ia juga menyatakan sebanyak 22 kabupaten/kota di Jawa Tengah mengalami penurunan ketimpangan gender.
"Ketimpangan gender terendah dicapai oleh Kota Salatiga, sedangkan tertinggi di Kabupaten Klaten," katanya.