Pendaki Gunung Slamet diminta waspada potensi cuaca ekstrem
Purbalingga (ANTARA) - Petugas Pos Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mengimbau para pendaki untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi.
"Untuk aktivitas pendakian tetap normal seperti biasa dan kondisi Gunung Slamet juga normal," kata Ketua Pos Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan Saiful Amri di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Selasa.
Terkait dengan prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, dia mengatakan pihaknya telah mengeluarkan imbauan kepada para pendaki untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang sering terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Selain itu, kata dia, pendaki juga wajib membawa peralatan keselamatan dan dalam kondisi sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter seperti biasanya yang dilakukan setiap kali akan melakukan pendakian.
Menurut dia, pihaknya juga selalu memantau situasi dan kondisi cuaca di sekitar Gunung Slamet.
"Jika situasi tidak mendukung, jalur pendakian Gunung Slamet ditutup untuk sementara selama satu hari sambil menunggu cuaca kembali bersahabat. Biasanya pendaki kami pending (tunda, red.)," jelasnya.
Saiful mengakui saat menjelang malam pergantian tahun atau pada hari Sabtu (31/12) tercatat ada sekitar 400 pendaki yang mendaki Gunung Slamet.
Akan tetapi, kata dia, ratusan pendaki itu tidak bisa melanjutkan pendakian hingga puncak Gunung Slamet karena terjadi cuaca buruk.
"Mereka hanya sampai Pos 5 Jalur Bambangan karena terhalang cuaca buruk, lalu turun lagi ke Pos Pendakian di Bambangan. Alhamdulillah aman, tidak terkendala," katanya.
Disinggung mengenai jumlah pendaki yang melakukan pendakian ke Gunung Slamet dalam beberapa waktu terakhir, dia mengatakan pada hari-hari biasa saat sekarang hanya berkisar 25-30 orang per hari atau turun dari biasanya yang bisa mencapai lebih dari 50 orang per hari.
Ia menduga penurunan jumlah pendaki tersebut dipengaruhi oleh faktor cuaca yang sering turun hujan.
"Kami paham kalau musim hujan, aktivitas pendakian mengalami penurunan," kata Saiful.
Saat dihubungi melalui saluran telepon, salah seorang fasilitator pendakian asal Bekasi, Wahyu Budiarto mengakui cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir berdampak terhadap penurunan permintaan dari para pendaki gunung.
Dalam hal ini, pria yang akrab disapa Uud itu selalu mengusung konsep kampanye pendakian dengan memberikan berbagai kemudahan bagi masyarakat dari wilayah Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya yang ingin mendaki gunung.
Akan tetapi dalam beberapa waktu terakhir, kata dia, permintaan fasilitasi pendakian ke sejumlah gunung rata-rata mengalami penurunan lebih dari 50 persen.
"Kemarin waktu tahun baru, saya hanya bawa 54 pendaki ke Gunung Cereme dan 28 pendaki ke Gunung Slamet, gunung-gunung lainnya saya enggak kirim. Biasanya kalau tahun baru, merata ke semua gunung," jelasnya.
"Untuk aktivitas pendakian tetap normal seperti biasa dan kondisi Gunung Slamet juga normal," kata Ketua Pos Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan Saiful Amri di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Selasa.
Terkait dengan prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, dia mengatakan pihaknya telah mengeluarkan imbauan kepada para pendaki untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang sering terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Selain itu, kata dia, pendaki juga wajib membawa peralatan keselamatan dan dalam kondisi sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter seperti biasanya yang dilakukan setiap kali akan melakukan pendakian.
Menurut dia, pihaknya juga selalu memantau situasi dan kondisi cuaca di sekitar Gunung Slamet.
"Jika situasi tidak mendukung, jalur pendakian Gunung Slamet ditutup untuk sementara selama satu hari sambil menunggu cuaca kembali bersahabat. Biasanya pendaki kami pending (tunda, red.)," jelasnya.
Saiful mengakui saat menjelang malam pergantian tahun atau pada hari Sabtu (31/12) tercatat ada sekitar 400 pendaki yang mendaki Gunung Slamet.
Akan tetapi, kata dia, ratusan pendaki itu tidak bisa melanjutkan pendakian hingga puncak Gunung Slamet karena terjadi cuaca buruk.
"Mereka hanya sampai Pos 5 Jalur Bambangan karena terhalang cuaca buruk, lalu turun lagi ke Pos Pendakian di Bambangan. Alhamdulillah aman, tidak terkendala," katanya.
Disinggung mengenai jumlah pendaki yang melakukan pendakian ke Gunung Slamet dalam beberapa waktu terakhir, dia mengatakan pada hari-hari biasa saat sekarang hanya berkisar 25-30 orang per hari atau turun dari biasanya yang bisa mencapai lebih dari 50 orang per hari.
Ia menduga penurunan jumlah pendaki tersebut dipengaruhi oleh faktor cuaca yang sering turun hujan.
"Kami paham kalau musim hujan, aktivitas pendakian mengalami penurunan," kata Saiful.
Saat dihubungi melalui saluran telepon, salah seorang fasilitator pendakian asal Bekasi, Wahyu Budiarto mengakui cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir berdampak terhadap penurunan permintaan dari para pendaki gunung.
Dalam hal ini, pria yang akrab disapa Uud itu selalu mengusung konsep kampanye pendakian dengan memberikan berbagai kemudahan bagi masyarakat dari wilayah Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya yang ingin mendaki gunung.
Akan tetapi dalam beberapa waktu terakhir, kata dia, permintaan fasilitasi pendakian ke sejumlah gunung rata-rata mengalami penurunan lebih dari 50 persen.
"Kemarin waktu tahun baru, saya hanya bawa 54 pendaki ke Gunung Cereme dan 28 pendaki ke Gunung Slamet, gunung-gunung lainnya saya enggak kirim. Biasanya kalau tahun baru, merata ke semua gunung," jelasnya.