Semarang (ANTARA) - Rimaunangis SDN BHD (RNT) mengubah cara pandang dunia blockchain di Malaysia dan yakini dunia keuangan akan berubah menjadi digital di masa depan.
Melihat potensi tersebut Dato' Abdul Haadi Azhar mengikuti tren yang ada dengan menciptakan NFT Pertama di Malaysia yang berbasis pada usaha tradisional RNT.
Bekerja sama dengan PT Mitra Sangkara Abadi (MSA) dari Indonesia, RNT meyakini blockchain teknologi bisa menjadi salah satu solusi dalam inklusi keuangan bagi para petani dan peternak di Seluruh Malaysia.
NFT yang akan bisa digunakan dalam Metaverse https://www.Rimaunangis.io memberikan kesempatan setiap orang bisa membantu dan memiliki usaha tradisional dalam bidang perkebunan dan peternakan.
NFT yang dimiliki RNT akan dipasarkan secara global dan secara otomatis akan mendatangkan investasi di dalam dunia agribisnis Malaysia.
Dato' Muhamad Firdaus Azhar selaku Executive Chairman RNT dalam nota kesepahaman dengan MSA juga mengatakan NFT yang dikembangkan bersama MSA adalah sesuatu yang baru dalam dunia Blockchain.
Jika selama ini NFT atau token Krypto secara luas tidak memiliki underlying apapun, NFT yang dibuat oleh RNT bekerja sama dengan MSA, akan menjadi yang pertama kali di Malaysia.
CEO MSA Agustino Wibisono sebagai developer token Sangkara ($MISA), mengatakan hal tersebut adalah penggabungan bisnis tradisional dan digital dalam satu kesatuan.
Didukung tim dari PT Bumi Meta Indonesia (www.SangkaraLand.io), RNT akan menjadi partner luar negeri pertama yang melakukan tokenisasi dalam bisnis tradisionalnya.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan RNT dan MSA di salah satu hotel, di Kuala Lumpur, pada Kamis (7/7), sekaligus dilakukan hitung mundur dalam penjualan perdana NFT Perkebunan dan Ternak Rimaunangis SDN BHD secara global, dari Malaysia untuk dunia.