Pemkab Kudus bentuk tim percepatan penurunan angka stunting
Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, membentuk tim percepatan penurunan angka kasus stunting atau tengkes dengan melibatkan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) karena kasus tengkes di Kudus masih tinggi.
"Berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia (SGI) angka prevalensi tengkes di Kudus sebesar 17,21 persen. Hasil tersebut masih lebih rendah dibandingkan angka nasional sebesar 27,67 persen dan Provinsi Jateng sebesar 20,9 persen," kata Bupati Kudus Hartopo di sela-sela pengukuhan tim percepatan penurunan stunting dalam acara Rembuk Stunting di Pendopo Kabupaten Kudus, Jumat.
Meskipun temuan kasusnya tergolong rendah, kata dia, Pemkab Kudus menginginkan kasus tengkes bisa ditekan hingga lebih rendah lagi.
Pemkab Kudus sendiri, imbuh dia, juga melakukan survei kasus tengkes dengan melibatkan kader Posyandu dengan temuan kasus sebesar 4,2 persen. Hanya saja, mereka belum diakui karena belum memiliki sertifikasi sehingga yang dijadikan acuan dari Kementerian Kesehatan.
Ia berharap dengan terbentuknya tim percepatan penurunan stunting benar-benar membuahkan hasil.
Tim percepatan tersebut, dibagi menjadi dua tugas yaitu pengarah dan pelaksana. Tim pengarah diketuai oleh bupati dan beranggotakan unsur Forkopimda sebagai penentu arah kebijakan, sedangkan tim pelaksana diketuai Sekretaris Daerah dan Ketua TP PKK Kabupaten sebagai wakil.
"Tim pelaksana sebagai koordinasi dan sinkronisasi untuk memastikan pelaksanaan kebijakan. Mari semuanya bekerja maksimal mencegah stunting, semoga rembuk stunting ini bisa memberikan solusi terbaik dalam percepatan penurunan angka stunting," imbuhnya.
Pembentukan tim percepatan penurunan tengkes tersebut, diharapkan bukan sekadar seremonial tetapi ada aksi nyata. Untuk itu, dirinya akan selalu memantau perkembangan dengan konsolidasi yang dilakukan setiap bulan.
Adapun strategi untuk penurunan, salah satunya dengan optimalisasi sosialisasi tengkes kepada masyarakat di pedesaan, khususnya rawan pernikahan dini.
Sementara itu, Asisten III Sekda Mas'ut melaporkan bahwa terdapat sejumlah perusahaan yang ikut mendukung percepatan penurunan angka tengkes di Kudus, di antaranya ada Djarum Foundation, Nojorono Tobacco International, dan Bank Jateng.
Ia berharap hasilnya nanti bisa lebih optimal karena didukung berbagai pihak, termasuk dunia usaha dan perbankan di Kudus.
"Berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia (SGI) angka prevalensi tengkes di Kudus sebesar 17,21 persen. Hasil tersebut masih lebih rendah dibandingkan angka nasional sebesar 27,67 persen dan Provinsi Jateng sebesar 20,9 persen," kata Bupati Kudus Hartopo di sela-sela pengukuhan tim percepatan penurunan stunting dalam acara Rembuk Stunting di Pendopo Kabupaten Kudus, Jumat.
Meskipun temuan kasusnya tergolong rendah, kata dia, Pemkab Kudus menginginkan kasus tengkes bisa ditekan hingga lebih rendah lagi.
Pemkab Kudus sendiri, imbuh dia, juga melakukan survei kasus tengkes dengan melibatkan kader Posyandu dengan temuan kasus sebesar 4,2 persen. Hanya saja, mereka belum diakui karena belum memiliki sertifikasi sehingga yang dijadikan acuan dari Kementerian Kesehatan.
Ia berharap dengan terbentuknya tim percepatan penurunan stunting benar-benar membuahkan hasil.
Tim percepatan tersebut, dibagi menjadi dua tugas yaitu pengarah dan pelaksana. Tim pengarah diketuai oleh bupati dan beranggotakan unsur Forkopimda sebagai penentu arah kebijakan, sedangkan tim pelaksana diketuai Sekretaris Daerah dan Ketua TP PKK Kabupaten sebagai wakil.
"Tim pelaksana sebagai koordinasi dan sinkronisasi untuk memastikan pelaksanaan kebijakan. Mari semuanya bekerja maksimal mencegah stunting, semoga rembuk stunting ini bisa memberikan solusi terbaik dalam percepatan penurunan angka stunting," imbuhnya.
Pembentukan tim percepatan penurunan tengkes tersebut, diharapkan bukan sekadar seremonial tetapi ada aksi nyata. Untuk itu, dirinya akan selalu memantau perkembangan dengan konsolidasi yang dilakukan setiap bulan.
Adapun strategi untuk penurunan, salah satunya dengan optimalisasi sosialisasi tengkes kepada masyarakat di pedesaan, khususnya rawan pernikahan dini.
Sementara itu, Asisten III Sekda Mas'ut melaporkan bahwa terdapat sejumlah perusahaan yang ikut mendukung percepatan penurunan angka tengkes di Kudus, di antaranya ada Djarum Foundation, Nojorono Tobacco International, dan Bank Jateng.
Ia berharap hasilnya nanti bisa lebih optimal karena didukung berbagai pihak, termasuk dunia usaha dan perbankan di Kudus.