Kendal (ANTARA) -
"Beliau merupakan ulama panutan dan pemberi kesejukan, sosok ulama yang mengayomi semua orang, juga selalu memberikan kesejukan dan menjadi panutan. Pasti kehilangan, anda lihat sedemikian banyak orang kumpul, tumplek blek, dan ini bukan Jawa Tengah saja, tapi se-Indonesia ada di sini," kata Ganjar, saat ditemui di rumah duka di Kompleks Pondok Pesantren Al-Fadhlu wal Fadhilah, Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jumat.
Orang nomor satu di Pemprov Jateng itu mengaku memiliki banyak kenangan dengan almarhum Mbah Dim, keduanya seringkali bertemu untuk silaturahim atau berdiskusi tentang berbagai persoalan.
"Terlalu banyak yang diingat, tapi yang jelas beliau selalu memberikan nasihat-nasihat dan petuah-petuah yang bikin sejuk," ujar Ganjar.
Baca juga: Kiai Dimyati Rois wafat
Salah satu hal yang diingat Ganjar adalah saat dirinya bersilaturahim ke rumah Mbah Dim dan berbicara banyak hal tanpa ada jarak, meskipun dalam beberapa agenda politik keduanya tidak selalu sama.
Shalat jenazah digelar usai shalat Jumat dan diikuti oleh seluruh santri dan masyarakat di sekitar.
KH Dimyati Rois yang juga Ketua Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) wafat pada Jumat (10/6) dini hari di Rumah Sakit Telogorejo, Kota Semarang.
Baca juga: Ini kesaksian Wagub Jateng atas sosok Mbah Dim
Baca juga: Kediaman Kiai Dimyati Rois dipadati ribuan pelayat