Tim Firaun gagal memenangkan mahkota kontinental kedelapannya karena kalah 2-4 dalam adu penalti pada final Piala Afrika 2021 di Yaounde, Kamerun, Minggu malam waktu setempat, setelah selama 120 menit tetap 0-0.
Mohamed Abdelmonem dan Mohanad Lasheen sama-sama gagal mengonversi penalti mereka yang membuat Salah tidak mendapatkan kesempatan menendang penalti sebelum Sadio Mane mengonversi penalti penentu kemenangan Senegal yang membuat negeri ini untuk pertama kalinya menjuarai AFCON.
"Dari sini kami akan bangkit. Hari ini kami menang tidak bisa menang tetapi lain kali kami akan lebih baik lagi," kata kiper Mesir Mohamed Abou Gabal yang dinobatkan sebagai man of the match setelah menggagalkan penalti Mane pada menit ketujuh babak pertama.
Pemain berusia 33 tahun yang akrab disapa Gabaski dan nomor punggungnya pun bertuliskan nama ini, juga menepis tendangan Bouna Sarr dalam adu penalti itu tetapi usahanya akhirnya sia-sia.
Salah nyaris menangis bahkan sebelum Mane mengonversi penalti saat dia terpaksa berada pada pihak yang kalah dalam final itu. Bagia dia ini adalah kedua kalinya dalam tiga edisi setelah Mesir juga dikalahkan oleh Kamerun pada 2017.
"Salah adalah pemain kelas dunia dan perilakunya sama seperti yang lain," kata asisten pelatih Mesir Diaa al-Sayed. Pelatih Carlos Queiroz diskors tidak boleh memimpin partai final ini.
“Dia bertekad menang. Dia sudah lama bermain dan memenangkan kompetisi besar di Eropa tetapi dia sangat ingin memenangkan trofi ini demi negaranya."
"Bersama dia, kami ingin lolos ke Piala Dunia. Dia seperti kapten tim mana pun. Dia kecewa karena tidak mencapai tujuannya," sambung dia seperti dikutip AFP.
Kedua tim akan bertemu lagi dalam pertandingan dua leg playoff kualifikasi Piala Dunia Afrika bulan depan. Mesir akan bermain di kandang pada leg pertama saat mereka berusaha mengamankan tempat di Qatar akhir tahun nanti.
Kedua tim tersisih pada putaran final Piala Dunia terakhir di Rusia pada 2018, sejak fase grup.