Gempa Blitar runtuhkan plafon aula Desa Sarimulyo Jember
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Plafon aula Balai Desa Sarimulyo di Kabupaten Jember jebol akibat gempa Bumi dengan magnitudo 6,2 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5,9 di 57 kilometer tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat (21/5) malam pukul 19.09 WIB.
"Kerusakan bagian plafon aula di Balai Desa Sarimulyo, Kecamatan Jombang, mencapai 70 persen akibat gempa di Blitar," kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember, Sabtu.
Saat kejadian gempa, lanjut dia, kondisi balai desa sepi dan tidak ada orang karena tidak ada aktivitas di balai desa tersebut saat malam hari, sehingga reruntuhan plafon tersebut jatuh berserakan di lantai.
Menurutnya terjadi gempa bumi bermagnitudo 6,2 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5,9 yang tepatnya berada pada 8,63 Lintang selatan dan 112,34 Bujur timur yang letaknya di 57 kilometer tenggara Kabupaten Blitar atau 160,43 km dari Kabupaten Jember.
"Skala MMI untuk Kabupaten Jember tidak muncul di info BMKG, namun gempa bumi tersebut dirasakan hampir di seluruh wilayah Jember," tuturnya.
Sementara Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Penta Satria mengatakan tidak ada korban jiwa dan korban luka yang dilaporkan ke BPBD Jember akibat gempa yang terjadi di Blitar.
"Upaya yang dilakukan yakni Pusdalops terus monitor dan memantau perkembangan situasi dan kondisi melalui berbagai grup whatsapp seperti Grup Relawan Bencana Jember, Grup PB JATIM, Grup Pusdalop PB Indonesia Radio komunikasi, dan laman resmi BMKG," katanya.
Ia mengatakan Tim Reaksi Cepat BPBD dan relawan menggali informasi dan mengumpulkan informasi terkait gempa tersebut, kemudian mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tetap waspada, serta jangan terbawa isu-isu yang tidak bertanggung jawab.
"Mudah-mudahan tidak ada bangunan yang rusak lagi akibat gempa di Blitar," ujarnya.
"Kerusakan bagian plafon aula di Balai Desa Sarimulyo, Kecamatan Jombang, mencapai 70 persen akibat gempa di Blitar," kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember, Sabtu.
Saat kejadian gempa, lanjut dia, kondisi balai desa sepi dan tidak ada orang karena tidak ada aktivitas di balai desa tersebut saat malam hari, sehingga reruntuhan plafon tersebut jatuh berserakan di lantai.
Menurutnya terjadi gempa bumi bermagnitudo 6,2 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5,9 yang tepatnya berada pada 8,63 Lintang selatan dan 112,34 Bujur timur yang letaknya di 57 kilometer tenggara Kabupaten Blitar atau 160,43 km dari Kabupaten Jember.
"Skala MMI untuk Kabupaten Jember tidak muncul di info BMKG, namun gempa bumi tersebut dirasakan hampir di seluruh wilayah Jember," tuturnya.
Sementara Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Penta Satria mengatakan tidak ada korban jiwa dan korban luka yang dilaporkan ke BPBD Jember akibat gempa yang terjadi di Blitar.
"Upaya yang dilakukan yakni Pusdalops terus monitor dan memantau perkembangan situasi dan kondisi melalui berbagai grup whatsapp seperti Grup Relawan Bencana Jember, Grup PB JATIM, Grup Pusdalop PB Indonesia Radio komunikasi, dan laman resmi BMKG," katanya.
Ia mengatakan Tim Reaksi Cepat BPBD dan relawan menggali informasi dan mengumpulkan informasi terkait gempa tersebut, kemudian mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tetap waspada, serta jangan terbawa isu-isu yang tidak bertanggung jawab.
"Mudah-mudahan tidak ada bangunan yang rusak lagi akibat gempa di Blitar," ujarnya.