Jakarta (ANTARA) - Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didin S. Damanhuri mendorong pemerintah menyiapkan anggaran agar vaksin COVID-19 nantinya bisa dinikmati gratis untuk semua masyarakat.
“Intinya harus meyakinkan diri sendiri agar ada niat vaksinasi massal, digratiskan semua,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, dengan digratiskan kepada 270 juta penduduk Indonesia secara bertahap yang rencananya selama enam bulan, maka kurva penyebaran virus COVID-19 akan menurun drastis dan pemulihan ekonomi bisa masif dilakukan.
Ia memperkirakan jika vaksin COVID-19 sudah ditemukan namun penduduk miskin dan rentan miskin harus membeli vaksin itu meski dengan harga yang disubsidi, dikhawatirkan bisa memunculkan gelombang penularan corona lagi karena mereka mengeluarkan biaya.
Pandemi COVID-19, lanjut dia, berpotensi menimbulkan peningkatan jumlah penduduk miskin yakni sekitar 148 juta terdiri dari 33 juta penduduk miskin ekstrem dan 115 juta penduduk rentan
“Masalahnya adalah apa pemerintah ada prioritas tinggi untuk vaksin ini, menyediakan dana sehingga targetnya adalah vaksinasi massal,” imbuh Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan membayar uang muka sebesar Rp3,3 triliun tahun ini untuk vaksin COVID-19.
Pemerintah, kata dia, juga menganggarkan dana sebesar Rp37 triliun untuk anggaran tahun jamak atau multiyear.
Namun, Menko Airlangga tidak memberikan detail apakah dana tersebut dialokasikan untuk pengadaan vaksin COVID-19 agar bisa dinikmati secara gratis.
Sementara itu, ketika hadir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI Kamis (27/8) Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan apabila vaksin sudah ditemukan, pemberian vaksin akan dilakukan dengan dua skema yakni subsidi pemerintah dan mandiri.
Menteri BUMN menyebut harga vaksin COVID-19 untuk satu orang sekitar 25-30 dolar AS atau Rp366.500-Rp439.800 (kurs Rp14.660).
“Harga vaksin ini untuk satu orang dua kali suntik kurang lebih harganya 25 dolar sampai 30 dolar AS, tapi ini Bio Farma lagi menghitung ulang,” katanya.
Sementara itu, dalam Rancangan APBN 2021, Kementerian Kesehatan rencananya mendapatkan alokasi sebesar Rp84,3 triliun atau naik dari anggaran tahun ini mencapai Rp78,5 triliun.
Baca juga: UNICEF pimpin upaya pengadaan, dan distribusi vaksin COVID-19
Baca juga: Erick: 1,5 juta tenaga medis harus terima vaksin duluan