Jakarta (ANTARA) - Penembakan terhadap seorang warga yang rumahnya sekitar 2 kilometer dari Gedung DPRD Sulawesi Tenggara tengah diusut keterkaitannya dengan tewasnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol M Iqbal.
"Dua orang itu (mahasiswa) masuk dan keluar tembakannya, tapi tidak ditemukan proyektil. Yang ditemukan proyektil di ibu itu. Semoga barang bukti proyektil itu dapat membuat terang insiden ini," kata Iqbal di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Jumat.
Proyektil yang diangkat dari kaki seorang ibu hamil itu akan diuji balistik agar senjata api yang digunakan pelaku diketahui.
Baca juga: Kapolda Sultra: Ibu hamil juga jadi korban penembakan
Identifikasi sementara disebutkan bahwa peluru yang diangkat dari kaki ibu hamil itu berkaliber 9 milimeter, ujarnya.
Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Iriyanto mengatakan, seorang ibu muda yang sedang mengandung enam bulan ikut menjadi korban penembakan orang tidak dikenal.
"Ibu Putri (23) dibangunkan rasa nyeri di betis sebelah kanan lalu suaminya mengantarkan ke rumah sakit Bhayangkara dan ternyata peluru bersarang di betis ibu tersebut," kata Kapolda kepada wartawan di Kendari, Jumat.
Baca juga: Ribuan mahasiswa dan pelajar demo di DPRD Kota Magelang
Kapolda mengatakan, pihaknya masih bekerja untuk mengungkap pelaku penembakan yang bertepatan dengan unjuk rasa massa yang menolak revisi undang undang yang dinilai kontroversial.
Dalam unjuk rasa massa gabungan dari sejumlah perguruan tinggi serta pelajar di Kota Kendari itu, dua orang menjadi korban.
Peserta unjuk rasa Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO) dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak di dada sebelah kanan Kamis (26/9) sekitar pukul 15.30 WITA.
Sedangkan korban Muh Yusuf Kardawi (19) meninggal dunia setelah menjalani operasi akibat luka serius di bagian kepala di RSUD Bhateramas pada Jumat dini (27/9) sekitar 04.00 WITA.