Tokoh PDIP Boyolali sebut Joko Widodo belum pernah kalah
Boyolali (ANTARA) - Tokoh masyarakat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Boyolali Seno Kusumoarjo mengenang calon presiden 01,Joko Widodo sejak muncul ke pemerintahan belum pernah dikalahkan.
"Pak Jokowi sejak muncul turun ke pemerintahan belum pernah kalah, dan berawal dari Wali Kota Surakarta, kemudian Gubernur DKI, dan terakhir 2014 menjadi Presiden hingga sekarang," kata Seno Kusumoarjo, disela acara rapat internal kampanye pendukung pasangan calon 01,Jokowi-Ma'ruf, di Boyolali, Jateng, Minggu.
Menurut Seno, hal tersebut yang membedakan Jokowi dengan calon lainnya secara politik dan demokrasi. Pak Jokowi sejak muncul pertama dalam pemerintahan hingga menjadi Presiden tidak pernah kalah.
Bahkan, Jokowi selalu dimenangkan dengan jumlah suara yang cukup banyak dengan lawan poltiknya.
Kendati demikian, Seno berharap sebagai warga Boyolali berperan aktif untuk menjaga kerukunan yang sudah berjalan dalam pesta demokrasi Pemilu 2019.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan, berbeda pilihan itu biasa. Dalam berdemokrasi harus tetap menjaga kerukunan di dalam masyarakat. Kerukunan di dalam negara demokrasi memang harus ada," tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat jangan golput, dan mendatangan TPS untuk memberikan hak suaranya dalam Pemilu mendatang. Kualitas demokrasi dalam kaitannya dengan Pemilu baik Boyolali hingga tingkat nasional harus meningkat.
"Salah satu parameter peningkatan demokrasi itu, adalah ketika ada Pemilu tingkat kehadirannya memberikan hak suara dari tahun ke tahun naik," ujarnya.
Selain itu, pada Pemilu baik Pilkada, Pilpres maupun Pileg, yang bertkualitas, jika suara yang tidak sah dari tahun ke tahun harus juga makin kecil. Jika masyarakat yang hadir memberikan suaranya dari tahun ke tahun makin sedikit, artinya kualitas demokrasinya kurang baik.
Pemilu kualitas baik, tingkat peserta yang hadir makin banyak, dan skala keabsahan suara juga makin meningkat. Rakyat juga mendapatkan kebebasan memiliki tanpa ada tekanan oleh apapun.
Namun, ujar dia, harus diingat jika sudah diselenggarakan pesta demokrasi dan apapun hasilnya semua masyarakat harus menerima dan menghormati, serta kembali menjadi satu bangsa satu NKRI.
Jika rakyat sudah menentukan pilihannya. Hal ini, harus diterima dan dihormati. Namun, Pemilu yang terpenting rukun tetap dijaga. Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang budaya kerukunan dan saling gotong-royong tetap terjaga.
"Berbeda pilihan tidak apa-apa yang penting rukun," ucapnya.
Pemilu Presiden 2019 diikuti dua pasangan calon yakni pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Pak Jokowi sejak muncul turun ke pemerintahan belum pernah kalah, dan berawal dari Wali Kota Surakarta, kemudian Gubernur DKI, dan terakhir 2014 menjadi Presiden hingga sekarang," kata Seno Kusumoarjo, disela acara rapat internal kampanye pendukung pasangan calon 01,Jokowi-Ma'ruf, di Boyolali, Jateng, Minggu.
Menurut Seno, hal tersebut yang membedakan Jokowi dengan calon lainnya secara politik dan demokrasi. Pak Jokowi sejak muncul pertama dalam pemerintahan hingga menjadi Presiden tidak pernah kalah.
Bahkan, Jokowi selalu dimenangkan dengan jumlah suara yang cukup banyak dengan lawan poltiknya.
Kendati demikian, Seno berharap sebagai warga Boyolali berperan aktif untuk menjaga kerukunan yang sudah berjalan dalam pesta demokrasi Pemilu 2019.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan, berbeda pilihan itu biasa. Dalam berdemokrasi harus tetap menjaga kerukunan di dalam masyarakat. Kerukunan di dalam negara demokrasi memang harus ada," tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat jangan golput, dan mendatangan TPS untuk memberikan hak suaranya dalam Pemilu mendatang. Kualitas demokrasi dalam kaitannya dengan Pemilu baik Boyolali hingga tingkat nasional harus meningkat.
"Salah satu parameter peningkatan demokrasi itu, adalah ketika ada Pemilu tingkat kehadirannya memberikan hak suara dari tahun ke tahun naik," ujarnya.
Selain itu, pada Pemilu baik Pilkada, Pilpres maupun Pileg, yang bertkualitas, jika suara yang tidak sah dari tahun ke tahun harus juga makin kecil. Jika masyarakat yang hadir memberikan suaranya dari tahun ke tahun makin sedikit, artinya kualitas demokrasinya kurang baik.
Pemilu kualitas baik, tingkat peserta yang hadir makin banyak, dan skala keabsahan suara juga makin meningkat. Rakyat juga mendapatkan kebebasan memiliki tanpa ada tekanan oleh apapun.
Namun, ujar dia, harus diingat jika sudah diselenggarakan pesta demokrasi dan apapun hasilnya semua masyarakat harus menerima dan menghormati, serta kembali menjadi satu bangsa satu NKRI.
Jika rakyat sudah menentukan pilihannya. Hal ini, harus diterima dan dihormati. Namun, Pemilu yang terpenting rukun tetap dijaga. Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang budaya kerukunan dan saling gotong-royong tetap terjaga.
"Berbeda pilihan tidak apa-apa yang penting rukun," ucapnya.
Pemilu Presiden 2019 diikuti dua pasangan calon yakni pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.