Jepara, ANTARA JATENG - Kerajinan tenun troso di Kabupaten Jepara hingga saat ini masih didominasi usia tua, sehingga membutuhkan regenerasi untuk menjaga kelangsungan kerajinan tenun, kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Troso Bukhori.
"Sebetulnya, regenerasi penenun menjadi tanggung jawab bersama, terutama sejumlah pihak yang berkecimpung di bidang tenun troso," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Troso Jepara Bukhori di Jepara, Jumat.
Hadirnya sejumlah industri besar di Kabupaten Jepara, lanjut dia, turut mempersulit pemilik usaha tenun troso mencari tenaga kerja yang berkualitas.
Akibatnya, lanjut dia, pengrajin tenun troso harus mencari tenaga kerja baru dari luar Desa Troso yang saat ini menjadi sentra kerajinan tersebut.
Hal itu, kata dia, tentu bukan hal yang positif, karena sentra kerajinan tenun berada di Desa Troso, sehingga regenerasinya tentu dari desa setempat untuk menjaga kelangsungan usaha tersebut tetap berkembang dengan baik.
"Upaya yang bisa dilakukan untuk sementara, merekrut tenaga kerja baru untuk didik menjadi ahli di bidang tenun," ujarnya.
Sejumlah pelatihan membuat kain tenun juga dilakukan dengan sasaran generasi muda.
Dalam rangka mengajak generasi muda untuk peduli, lanjut dia, digelar kegiatan lomba desain, pameran kerajinan tenun troso, serta pertunjukan busana tenun troso.
Kegiatan Festival Troso beberapa waktu lalu, kata Buchori, termasuk upaya menarik minat generasi muda untuk berkicumpang di bidang tenun.
Apalagi, kata dia, Desa Troso cukup dikenal luas, sehingga tenun troso cukup prospektif untuk dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
Dengan adanya regenerasi, dia berharap, akan memunculkan motif-motif baru yang bisa diterima di kalangan muda.