Liza Supriyadi Kian Mantap Hadirkan Busana Muslim
Semarang, ANTARA JATENG - Desainer asal Semarang Liza Supriyadi kian mantap menghadirkan koleksi busana muslimnya, termasuk untuk menyambut Ramadhan dan Lebaran tahun ini.
"Untuk menyambut Ramadhan dan Lebaran tahun ini, saya sudah siapkan lima koleksi," katanya, di sela "soft opening" Shopping Gallery Liza Supriyadi di Semarang, Senin malam.
Galeri barunya, sekaligus rumah produksinya itu terletak di Jalan Raya Semarang-Boja, Ruko Taman Niaga Blok D2, Kompleks Bukit Semarang Baru (BSB), Mijen, Semarang.
Perempuan kelahiran Cilacap, 8 September 1979, itu selama ini dikenal lewat koleksi-koleksinya yang terbalut dalam merek LZ (Liza Supriyadi), Elzy, dan Hirka.
Dengan mengandalkan kain jacquard berpadu kain satin, lima koleksi busana Muslim terbaru pemilik nama asli Dwi Marliza itu dipamerkan anggun oleh para model cantik.
Seperti salah satu koleksinya berupa terusan yang bernuansa merah muda berpadu dengan rompi putih, terlihat anggun dengan model hijab kombinasi warna dua warna kontras itu.
Tak lupa, manset tinggi dan kerah model shanghai yang menjadi ciri khas desainnya tetap dipertahankan Liza dalam koleksi busana muslim terbarunya yang diberi nama "Multicolour Revolution" itu.
"Secara desain, sebenarnya sama. Namun, saya lebih senang yang simpel. Makanya, busana muslim ini modelnya `cutting` minim. Namun, tetap terlihat anggun dan `syar`i`," ujarnya.
Jadi, kata dia, selain untuk mengembangkan bisnisnya di bidang "fashion", sekaligus untuk membantu menyiarkan Islam dari koleksi busana-busana muslim yang dirancangnya.
Desainer jebolan Susan Budihardjo itu baru ini mengeluarkan koleksinya menyambut Ramadhan, tetapi sudah beberapa kali ikut perhelatan mode, seperti Muslim Fashion Festival (Muffest) di Jakarta, April lalu.
"Selama ini, saya memang tidak kepengin bikin busana yang nanggung dan seksi. Namun, kebanyakan gaun panjang yang lebih santun. Sekarang, semakin lengkap dengan hijab," katanya.
Diakuinya, persaingan dan tantangan di dunia "fashion" kian ketat, apalagi dengan desainer-desainer yang ada di Jakarta, tetapi dirinya mengaku mantap tanpa harus ikut-ikutan tren.
"Memang untuk cari bahan baju dan sebagainya, lebih mudah di Jakarta. Namun, saya nyaman di Semarang," kata Liza yang Juli mendatang diundang perhelatan "Ngawi Batik Fashion Show" itu.
"Untuk menyambut Ramadhan dan Lebaran tahun ini, saya sudah siapkan lima koleksi," katanya, di sela "soft opening" Shopping Gallery Liza Supriyadi di Semarang, Senin malam.
Galeri barunya, sekaligus rumah produksinya itu terletak di Jalan Raya Semarang-Boja, Ruko Taman Niaga Blok D2, Kompleks Bukit Semarang Baru (BSB), Mijen, Semarang.
Perempuan kelahiran Cilacap, 8 September 1979, itu selama ini dikenal lewat koleksi-koleksinya yang terbalut dalam merek LZ (Liza Supriyadi), Elzy, dan Hirka.
Dengan mengandalkan kain jacquard berpadu kain satin, lima koleksi busana Muslim terbaru pemilik nama asli Dwi Marliza itu dipamerkan anggun oleh para model cantik.
Seperti salah satu koleksinya berupa terusan yang bernuansa merah muda berpadu dengan rompi putih, terlihat anggun dengan model hijab kombinasi warna dua warna kontras itu.
Tak lupa, manset tinggi dan kerah model shanghai yang menjadi ciri khas desainnya tetap dipertahankan Liza dalam koleksi busana muslim terbarunya yang diberi nama "Multicolour Revolution" itu.
"Secara desain, sebenarnya sama. Namun, saya lebih senang yang simpel. Makanya, busana muslim ini modelnya `cutting` minim. Namun, tetap terlihat anggun dan `syar`i`," ujarnya.
Jadi, kata dia, selain untuk mengembangkan bisnisnya di bidang "fashion", sekaligus untuk membantu menyiarkan Islam dari koleksi busana-busana muslim yang dirancangnya.
Desainer jebolan Susan Budihardjo itu baru ini mengeluarkan koleksinya menyambut Ramadhan, tetapi sudah beberapa kali ikut perhelatan mode, seperti Muslim Fashion Festival (Muffest) di Jakarta, April lalu.
"Selama ini, saya memang tidak kepengin bikin busana yang nanggung dan seksi. Namun, kebanyakan gaun panjang yang lebih santun. Sekarang, semakin lengkap dengan hijab," katanya.
Diakuinya, persaingan dan tantangan di dunia "fashion" kian ketat, apalagi dengan desainer-desainer yang ada di Jakarta, tetapi dirinya mengaku mantap tanpa harus ikut-ikutan tren.
"Memang untuk cari bahan baju dan sebagainya, lebih mudah di Jakarta. Namun, saya nyaman di Semarang," kata Liza yang Juli mendatang diundang perhelatan "Ngawi Batik Fashion Show" itu.