Magelang, Antara Jateng - Para seniman petani Sanggar Bangun Budaya di kawasan Gunung Merapi, Desa Sumber, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyemarakkan agenda merti dusun dengan mendorong warga bergotong-royong membersihkan lingkungan setempat.
"Kalau tahun-tahun selama ini, hanya kenduri di rumah Pak Kadus lalu dibawa pulang. Begitu terus selama 35 tahun terakhir ini. Tahun ini kita semarakan dengan mengajak masyarakat bergotong-royong bersih desa dan pentas kesenian," kata Pimpinan Sanggar Bangun Budaya Untung Pribadi di Magelang, Kamis.
Kegiatan itu menjadi rangkaian perayaan ulang tahun keempat Sanggar Bangun Budaya sebagai salah satu kantong penting aktivitas seni, tradisi, dan budaya, khususnya untuk anak-anak dan pemuda di kawasan barat daya puncak Gunung Merapi di Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jateng, selama 12-14 Mei 2016.
Ia menjelaskan tentang pentingnya memperkuat kesadaran warga setempat melakukan gotong-royong membersihkan lingkungan setempat, antara lain dengan menyapu sampah dari halaman dan pekarangan, melancarkan air yang mengaliri saluran umum, serta merawat jalan dusun agar lingkungan desa menjadi terlihat bersih, rapi, dan indah.
"Lingkungan yang bersih juga akan meningkatkan kesehatan masyarakat," ujarnya. Merti dusun dimaksudkan sebagai bersih desa yang maknanya bisa spiritual maupun visual.
Masyarakat bersama para seniman petani yang umumnya kalangan pemuda setempat itu, juga memasang berbagai instalasi seni di sekitar sanggar tersebut.
Pada kesempatan itu, Untung yang juga putera salah seorang tokoh Padepokan Tjipto Boedojo Tutup Ngisor di Desa Sumber yang berdiri sejak 1938 tersebut, menyebutkan seluruh rangkaian acara ulang tahun sanggarnya yang dikemas juga untuk menyemarakkan tradisi warga desa setempat, merti dusun, itu.
"Kenduri, tahlilan, dan sembayangan tetap dilakukan, tetapi tahun ini dilanjutkan dengan menyantap bersama kenduri itu menjadi 'kepungan' (Makan bersama dengan mengepung kenduri, red.) di sanggar," katanya.
Berbagai pementasan kesenian yang mewarnai perayaan, antara lain teater (SMAN Dukun), tarian "Krincing Manis" (Sanggar Bangun Budaya), performa gerak tari (Padepokan Tjipto Boedojo Tutup Ngisor), tarian "Kidung Merapi dan "Jilumpet" (grup dari Kecamatan Pakis), tarian kuda lumping dan leak (Sanggar Andongjinawi Dusun Mantran, Ngablak), dan pentas wayang kulit.
Para siswa dari beberapa sekolah, seperti SD Kanisius dan SMP Kanisius Sumber dan SD serta SMP Marsudi Rini Muntilan juga menyuguhkan pementasan kesenian pada kesempatan tersebut.
Ia mengatakan tema perayaan ulang tahun keempat Sanggar Bangun Budaya dan merti dusun setempat pada tahun ini, adalah "Napak Tilas Kawruh Utama" yang maksudnya menggali kembali pengetahuan tentang nilai budaya luhur dan kearifan lokal untuk penguatan budi pekerti generasi muda.
Berita Terkait
Pemkot Pekalongan galakkan sanggar belajar, wadah anak putus sekolah
Rabu, 11 September 2024 6:45 Wib
Alfian Yunantoro ikut lestarikan seni budaya Jawa di bumi khatulistiwa
Senin, 7 Agustus 2023 10:51 Wib
Sanggar Greget gelar pelatihan dasar tari dan karawitan di Batang
Sabtu, 11 Maret 2023 20:22 Wib
Yoyok Bambang Priyambodo tampilkan karya terbaru Tari Bedhayan Endang Sejanila
Jumat, 10 Maret 2023 5:38 Wib
Maestro tampilkan karya terbaik pada Gelar Tari Jawa Tengah
Kamis, 9 Maret 2023 22:33 Wib
Apresiasi ibu, Sanggar Greget tampilkan Tari Serimpen Jayaningrat
Senin, 26 Desember 2022 6:11 Wib
Pementasan jadi metode melatih mental anak didik Sanggar Greget
Jumat, 2 Desember 2022 4:52 Wib
Sanggar Greget pentaskan Tari Kemerdekaan di Curug Sewu
Senin, 5 September 2022 10:39 Wib