"Kecenderungan penularan HIV/AIDS sekarang ini bergeser dari semula usia tua dan dewasa menjadi remaja," kata Sekretaris Perdoski Kota Semarang Dr dr Renni Yuniati di Semarang, Kamis.
Hal itu diungkapkannya saat Penyuluhan Pelajar SMU "Hidup Sehat dan Bahagia, Bebas Infeksi Menular Seksual dan HIV/AIDS" di Balai Kota Semarang yang diprakarsai Perdoski Kota Semarang.
Renni yang juga ketua panitia kegiatan itu mengatakan kecenderungan pergeseran penularan HIV/AIDS kepada kalangan remaja patut diantisipasi dengan memberikan pemahaman kepada mereka.
Kecenderungan pergeseran kepada kelompok remaja, kata dia, juga terjadi pada penularan infeksi menular seksual (IMS) berdasarkan laporan dari 13 rumah sakit pendidikan nasional di Indonesia.
"Makanya, salah satunya kami lakukan melalui penyuluhan ini dengan sasaran kalangan remaja atau pelajar, sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-50 Perdoski," katanya.
Menurut dia, kalangan remaja sekarang ini rawan mendapatkan pengaruh negatif, seperti pergaulan bebas yang berimplikasi terjadinya seks bebas, salah satu faktor penular HIV/AIDS.
Ia menjelaskan HIV itu merupakan deteksi terjangkitnya virus imunodifisiensi yang menyerang kekebalan tubuh, namun apabila sudah terjadi gejala-gejala dari virus itu dinamakan AIDS.
"Seiring dengan perkembangan perilaku seksual para remaja, mereka ini perlu diberikan pemahaman mengenai bahaya seks bebas. Perlu diberikan pengetahuan atas risikonya," katanya.
Dengan dilakukannya penyuluhan secara rutin, kata dia, setidaknya bisa menjadikan bekal bagi remaja atau pelajar agar protektif dalam mencegah agar tidak menjadi bagian penularan HIV/AIDS.
"Pelanggan wanita pekerja seksual (WPS) itu kan kelompok berisiko. Dimungkinkan juga peningkatan ini disebabkan banyak remaja yang terlibat atau pernah berhubungan dengan WPS," kata Renni.
Penyuluhan pencegahan HIV/AIDS itu diikuti perwakilan dari 15 sekolah yang ada di Kota Semarang, terdiri atas empat siswa pengurus usaha kesehatan sekolah (UKS) dan empat siswa pengurus OSIS.