"Saya minta disampaikan dengan jujur ke masyarakat," kata Ali Mufiz dalam diskusi yang digelar Kelompok Diskusi Wartawan Jawa Tengah di Semarang, Sabtu.

Hal tersebut, menurut Ali berkaitan dengan penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan dari rencana pembangunan pabrik semen tersebut.

Selain itu, lanjut dia, investor yang akan membangun pabrik semen harus mampu menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat setempat.

Sementara itu, tokoh masyarakat Gunem, Kabupaten Rembang, Kiai Ubaidillah Tamam mengatakan masih banyak persoalan yang harus diselesaikan berkaitan dengan rencana pembangunan pabrik semen tersebut.

PT Semen Indonesia rencananya mendirikan pabrik di kawasan
hutan Gunung Bokong, Kadiwono, Kabupaten Rembang.

Ia mencontohkan masalah kerusakan lingkungan serta pelanggaran hak asasi berkaitan proses pengadaan lahan.

"Sebelum permasalahn tersebut selesai, sebaiknya rencana pembangunan ditunda," katanya.

Selama rencana pembangunan tidak dihentikan, lanjut dia, kerusakan hutan yang terjadi akan semakin parah.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Divisi CSR PT Semen Indonesia Wahyudi Heru mengatakan sejumlah studi berkaitan dengan rencana pembangunan pabrik semen tersebut sudah dilakukan.

Bahkan, lanjut dia, analisis mengenai dampak lingkungan tentang pembangunan pabrik tersebut juga sudah selesai disusun dan disetujui.

"Sejumlah kekhawatiran tentang pembangunan pabrik semen ini sebenarnya tidak terbukti," katanya.

Ia mencontohkan pabrik Semen Indonesia yang berlokasi di Tuman, Jawa Timur.

Kekhawatiran tentang penyusutan air di sekitar kawasan pabrik, kata dia, untuk pabrik yang berlokasi di Tuban ternyata tidak terbukti.

Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2025