"Kami memang berencana mengusulkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi karena kebutuhan pupuk pada musim tanam (MT) II ini diambilkan dari jatah MT berikutnya," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati Silvinus P. Sibaboka di Pati, Rabu.

         Dengan demikian, kata dia, kebutuhan pupuk bersubsidi untuk MT berikutnya dimungkinkan juga tidak terpenuhi seluruhnya.

         Alokasi pupuk yang diterima tahun ini, kata dia, memang tidak dipenuhi sesuai kebutuhan petani, menyusul keterbatasan anggaran Pemerintah Pusat.

         Akibatnya, alokasi pupuk di tingkat petani tidak sesuai kebutuhan sehingga petani mengalami kesulitan dalam mendapatkan pupuk bersubsidi pada saat dibutuhkan.

         "Kami sudah berupaya mengatasi permasalahan tersebut dengan menggeser kebutuhan bulan ini diambilkan untuk bulan depan," ujarnya.

         Hal itu, kata dia, diprioritaskan untuk daerah yang benar-benar membutuhkan.

         Terkait dengan alokasi tambahan yang dibutuhkan, dia mengaku, belum bisa menentukan karena masih dalam proses penghitungan.

         Rencananya, kata dia, usulan tersebut akan diajukan pada Mei 2014, setelah diketahui perbandingan antara kebutuhan, alokasi yang diterima dan realisasinya di lapangan.

         "Usulan akan disampaikan oleh pemkab kepada provinsi, kemudian ditindaklanjuti ke Pemerintah Pusat," ujarnya.

         Kesulitan petani di Desa Wotan dan Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Pati, dalam mendapatkan pupuk bersubsidi beberapa waktu lalu, memunculkan reaksi para petani untuk melakukan unjuk rasa.

         Perwakilan produsen pupuk urea PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) dan PT Petrokimia Gresik yang hadir dalam audiensi dengan petani akhirnya menyanggupi memenuhi kebutuhan pupuk petani di dua desa tersebut, setelah dinas pertanian setempat juga mengusulkan untuk dilakukan pergeseran alokasi.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024