"Untuk sementara, pembuatan biopori dilakukan dengan model percontohan di setiap kecamatan dipilih satu desa untuk mengajak masyarakatnya membuat biopori," kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kudus, Joko Dwi Putranto, di Kudus, Rabu.
Saat ini, kata dia, dirinya masih menunggu lokasi pembuatan biopori yang ditentukan oleh masing-masing kecamatan.
Apabila masing-masing kecamatan di Kudus yang berjumlah sembilan kecamatan menunjuk satu desa, kata dia, maka ada sembilan desa yang bisa dijadikan percontohan pembuatan biopori.
Untuk mendukung pembuatan biopori, kata dia, Kantor LH Kudus akan memberikan bantuan peralatan untuk membuat lubang di tanah.
"Rencananya setiap desa akan dibantu lima unit peralatan untuk membuat lubang di tanah," ujarnya.
Lubang biopori yang diharapkan, yakni memiliki kedalaman 1 meter dengan diameter 20 sentimeter.
Selanjutnya, kata dia, lubang yang dibuat ditimbun dengan sampah organik sehingga bisa menghasilkan kompos.
"Biopori diyakini mampu meningkatkan daya penyerapan tanah terhadap air sehingga risiko terjadinya genangan air semakin kecil sehingga dampak potensi banjir juga bisa dicegah sejak dini," ujarnya.
Selain itu, kata dia, biopori juga bisa meningkatkan kesehatan tanah.
Apabila percontohan di masing-masing kecamatan membuahkan hasil, katanya, akan diperluas ke desa yang lain dengan harapan masing-masing warga yang memiliki lahan bersedia membuat biopori.