"Menurut keterangan dari petugas BMKG, namanya gempa tektonik dengan kedalaman sekitar lima kilometer. Akibat gempa yang sering terjadi itu, ratusan warga tidak berani tidur di dalam rumah pada malam hari," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo Zainul Arifin ketika dihubungi Antara, Jumat.

Ia menjelaskan gempa yang menyebabkan lima rumah retak, termasuk sejumlah bangunan lain, seperti tempat ibadah dan sekolah itu terjadi sejak Minggu (4/5). Hingga Jumat siang telah terjadi 92 kali gempa yang menyebabkan warga selalu dihantui rasa khawatir.

Untuk membantu warga yang tidak berani tidur di dalam rumah pada malam hari itu, BPBD Situbondo telah menyiapkan dua tenda di Dusun Bato Kodung di Kecamatan Asembagus tersebut. Ada sebanyak 120 kepala keluarga yang berdiam di dusun tersebut.

Selain memberikan bantuan kepada warga, BPBD juga mendatangkan petugas Badan Metereologi, Klimatologi dan Geologi Tretes untuk memantau aktivitas kegempaan tersebut.

"Dari catatan petugas BMKG itu semalam pada pukul 24.00 telah terjadi gempa yang skalanya paling besar dibandingkan sebelum-sebelumnya, yakni hingga mencapai 4,3 SR," ucap Zainul.

BPBD mengingatkan warga untuk terus waspada, terutama jika berada di dalam rumah. Jika sewaktu-waktu terjadi gempa, warga diimbau untuk segera keluar dari rumah atau bangunan.

Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024