"Saya tidak bisa berbuat banyak soal kelangkaan pupuk karena diduga permainan sindikat tingkat nasional," kata Seno Samodro di Boyolali, Rabu.

Menurut dia, penyaluran pupuk nakal tersebut dengan cara menimbun jatah kebutuhan kemudian menjual ke daerah di luar Boyolali. Sehingga, petani kesulitan mencari pupuk untuk lahan pertaniannya.

Ia mencontohkan cara menyaluran nakal yakni mereka mendapat 1.000 sak misalnya, yang 200 sak ditimbun. Mereka mengeluarkan saat kondisi langka dan dijual dengan harga tinggi.

Selain itu, kata dia, penyaluran pupuk yang dilakukan ke luar daerah diduga karena para petani yang mendapat jatah di wilayahnya tidak bisa membayar dengan uang kontan.

Menurut dia, untuk mengatasi kelangkaan pupuk harus ada rapat tingkat nasional dengan memangkas mata rantai distribusi.

Oleh karena itu, para petani selama ini tidak menikmati subsidi pemerintah tersebut, karena yang menerima justru distributor.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Boyolali, Bambang Purwadi, pihaknya segera mengajukan tambahan kuota pupuk bersubsidi ke Gubernur Jawa Tengah, terkait terjadinya kelangkaan urea di wilayah ini.

Menurut dia, pengajuan tambahan pupuk ke Pemprov Jawa Tengah tersebut mengacu Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) petani.
"Kami sedang menghitung berapa besar jumlah kebutuhan riil pupuk," katanya.

Ia menjelaskan, untuk menganntisipasi kelangkaan pupuk di lapangan pada April 2014, Pemkab Boyolali menyalurkan kuota untuk Mei.

Namun, kata dia, dengan penyaluran pupuk pada bulan berikutnya belum bisa memenuhi kebutuhan petani secara optimal dan merata.

"Hal ini, terjadi karena begitu pupuk didistribusikan kepada penyalur resmi langsung diserbu oleh petani," katanya.

Menurut dia, pupuk setelah turun dari truk di pengecer resmi, petani langsung beli dua hingga tiga sak karena khawatir langka, sehingga dampaknya petani lain tidak kebagian.

Selain itu, kata dia, langkanya pupuk urea di lapangan tersebut juga dikarenakan para petani menggunakan pupuk yang berlebihan atau tidak sesuai dengan kebutuhan ideal bagi tanaman padi. Lahan seluas satu hektare idealnya membutuhkan pupuk urea sebanyak 200 kilogram.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024