"Kami akan 'update' setiap perkembangan kondisi terakhir Gunung Slamet. Masyarakat juga bisa mendapatkan informasi resmi dari Posko Induk di kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik melalui call center 24 jam di nomor telepon 0281-633776 atau 0281-638325," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas Prasetyo Budi Widodo di Purwokerto, Kamis siang.

Menurut dia, pihaknya setiap 12 jam sekali akan memperbarui informasi tentang kondisi Gunung Slamet berdasarkan data resmi dari petugas Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.

Ia mengatakan bahwa berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Slamet, gunung tersebut hingga Kamis siang masih berstatus "Waspada" (level II) serta tercatat sebanyak 111 gempa embusan dan satu kali gempa letusan.

"Yang jelas untuk sementara ini, kondisi Gunung Slamet masih disimpulkan berstatus Waspada," kata dia menegaskan.

Lebih lanjut, Prasetyo mengatakan bahwa pihaknya telah mengaktifkan tiga posko guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya erupsi Gunung Slamet.

Dalam hal ini, kata dia, sebanyak tujuh desa di tiga kecamatan masuk dalam zona rawan erupsi Gunung Slamet, yakni Desa Melung (Kecamatan Kedungbanteng), Ketenger, Karangmangu, Kemutug Lor, dan Karangsalam (Baturraden), serta Limpakuwus dan Gandatapa (Sumbang).

"Tiga posko yang diaktifkan berada di Desa Limpakuwus (Kecamatan Sumbang), Desa Kalikesur (Kecamatan Kedungbanteng), dan Lokawisata Baturraden," katanya.

Ia mengatakan bahwa petugas dari BPBD Banyumas bersama TNI, Palang Merah Indonesia, Taruna Tanggap Bencana, dan sejumlah relawan telah disiagakan di setiap posko.

Menurut dia, pihaknya juga telah melakukan pendataan awal terhadap ketersediaan logistik termasuk kendaraan pengangkut, ambulan, dan masker.

"Berdasarkan hasil rapat koordinasi, sedikitnya ada 30 truk yang sudah siap. Kemudian lebih dari 35 ribu masker dari BPBD dan Dinas Kesehatan juga sudah siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024