Kevin Lau, mantan redaktur harian Ming Pao, dalam kondisi kritis setelah diserang secara brutal Rabu. Organisasi-organisasi internasional yang mengamati media menilai aksi itu tampaknya sebagai peringatan bahwa kebebasan media di kota itu dalam bahaya karena Beijing berusaha memperketat kendali.

Penyelenggara aksi unjuk rasa mengatakan sekitar 13.000 orang termasuk wartawan, pegiat dan anggota parlemen turut serta dalam pawai itu. Polisi menyebut jumlah orang yang unjuk rasa sekitar 8.600.

Para pengunjuk rasa yang berpakaian hitam membawa poster yang bertuliskan "mereka dapat membunuh kita semua" sementara mereka mengutuk serangan brutal itu atas Lau.

Mereka mendesak polisi memecahkan kasus itu segera dan menyatakan para wartawan tidak akan goyah diguncang kekerasan.

"Kami perlu beritahu kekuatan jahat bahwa pisaumu tak akan menggoyahkan kami," kata Ketua Asosiasi Wartawan Hongkong, Sham Yee-lan, kepada wartawan di luar kantor-kantor pemerintah, sebelum bergerak ke markas polisi untuk menyampaikan petisi dengan 30.000 tanda tangan.

Ronan Chan, mahasiswa jurusan jurnalistik, mengatakan kepada kantor berita AFP,"Saya masih ingin menjadi wartawan. Saya tak akan terpengaruh oleh insiden itu ... satu tempat tanpa kebebasan berbicara bukan masyarakat berbudaya."

Kondisi Lau membaik pada Sabtu ketika dia dikeluarkan dari unit gawat darurat rumah sakit ke unit lain yang mendapat pengawasan, menyapa para wartawan dengan lambaian tangan.

Dalam rekaman suara yang diperdengarkan melalui pengeras suara dalam pawai itu, Lau mengatakan,"Kita ditakut-takuti dengan kekerasan. Kalau kita takut, kita akan kehilangan kemerdekaan. Saya harap semua wartawan yakin ada keadilan."

"Orang-orang hendaknya jangan asal menerima kemerdekaan. Kita jangan asumsikan tak akan pernah berubah. Siapa saja harus menjaganya," katanya.

Serangan atas Lau membuat kaget satu kota yang dikenal karena keamanannya, mendorong pemimpin Hongkong Ketua Eksekutif Leung Chun-ying yang menekankan bahwa kebebasan berbicara akan dilindungi, demikian AFP melaporkan.

Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024