Unjuk rasa yang mendapat pengawalan ketat dari kepolisian tersebut berlangsung di kawasan eks videotron di Jalan Pahlawan Semarang, Senin.

Belasan mahasiwa yang berunjuk rasa terlihat membawa spanduk dan poster yang antara lain bertuliskan "Tolak Pemilu Borjuasi 2014", "Bangun Alat Politik Kerakyatan Tinggalkan Partai-Partai Elit", "Pemilu 2014 Pestanya Kaum Modal", dan "Pemilu Elit 2014=Bencana Nasional".

Koordinator aksi Oka Kurniawan, menjelaskan alasan para mahasiswa menolak pemilu borjuasi 2014 karena agenda tersebut hanya dimanfaatkan kapitalis untuk mengintervensi dengan memasukkan kepentingan yang lebih berpihak pada kaum modal.

Menurut dia, tidak ada satu pun partai politik peserta Pemilu 2014 yang menawarkan program kongkrit kepada rakyat selain hanya pesan-pesan moral saja, akan menghilangkan kepercayaan masyarakat pada parpol.

"Hal itu diperparah dengan anggota-anggota parpol yang banyak tersangkut kasus korupsi," katanya.

Ia mengungkapkan, angka golongan putih pada Pemilu 2009 mencapai 60 persen dan angka tersebut diperkirakan akan mengalami kenaikan pada Pemilu 2014.

"Seharusnya Pemilu 2014 merupakan pesta demokrasi rakyat yang menampung aspirasi rakyat, dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, bukan dijadikan pesta untuk elit-elit borjuasi," ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, SMI menuntut pemerintah harus membangun alat politik kerakyatan sejati dibawah kontrol kelas pekerja, mewujudkan pendidikan gratis dan bervisi kerakyatan, mewujudkan reforma agraria sejati, membangun industrialisasi nasional yang merakyat, serta menasionalisasi aset-aset vital nasional yang telah diliberalisasi.

Borjuis (borju), borjuis, "bourgeoisie" atau "bourgeois" dimaknai dalam sosiologi dan ilmu politik sebagai sebuah kelas sosial atas dan pemilik modal. Kelakuan yang terkait dengan kepemilikan golongan masyarakat yang penghasilan melebihi rata-rata rakyat biasa. Bisa juga disebut sebagai golongan menengah ke atas.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024