Namun, keputusan tiba-tiba pemerintah China tidak serta merta membuat perusahaan yang berbasis di San Francisco, AS itu bisa dengan mudah menggaet pengguna China dalam jumlah besar. Kenapa? Itu karena koneksi ke server luar negeri dari China sangat lambat.

Selain itu, penyedia jasa penyimpanan cloud dalam negeri telah tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir, sebagian berkat dukungan dari pemerintah China, kata Tech Crunch dalam laporannya hari ini.

Salah satu yang terbesar dan paling awal adalah Kanbox, didirikan pada 2011 dan membangun basis pengguna lebih dari 15 juta sebelum dibeli Alibaba pada September 2013.

Akuisisi tersebut memungkinkan Alibaba fokus pada perluasan unit komputasi awan, yang mereka luncurkan 2009, dan daya ekosistem mobile, serta produk-produk seperti smart TV.

Perusahaan teknologi China lainnya yang meluncurkan layanan penyimpanan awan bagi konsumen ialah Tencent, mulai menawarkan penyimpanan gratis 10TB pada November tahun lalu.

Tencent yang mungkin dikenal baik di luar Asia sebagai pemilik WeChat, dilaporkan berencana membuat layanan penyimpanan cloud, dinamai Weiyun, tersedia di Amerika Serikat dalam waktu dekat.

Layanan penyimpanan awan Tencent mungkin penantang yang signifikan untuk Dropbox, Box, dan SkyDrive dalam persaingan layanan ini.

Sulit untuk memastikan alasan mengapa pemerintah China membuka kembali akses ke Dropbox. Dropbox diblokir salah satunya karena alasan agar pengguna di negara itu tidak berbagi informasi sensitif secara politis, seperti halnya pemblokiran Facebook dan Twitter.

Pemblokiran Dropbox mungkin juga menjadi bagian dari strategi anti-kompetisi. Pada 2009, setahun sebelum memblokir Dropbox, pemerintah China memulai investasi besar-besaran dalam komputasi awan, dan terus melakukannya hingga sekarang.

Bahkan menurut IDC, China diperkirakan akan mengeluarkan lebih dari 1 miliar dolar untuk komputasi awan hingga 2016 mendatang.

Meskipun Dropbox kembali tersedia di China sekarang ini, pemerintah setempat bisa memblokirnya kembali sewaktu-waktu, sementara layanan Google Drive tetap tak tersedia di China.

Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024