Max bercerita, sebelum Idul Fitri lalu, dia ditelpon General Manager TVRI Rajab.

"Rajab telepon saya dan bilang ada bingkisan dari teman-teman dari direksi TVRI untuk Pak Max. Tapi saya tolak," tutur Max.

Lalu, dua hari setelah Idul Fitri, dia kembali ditelepon Kolonel Gledek, pengelola siaran TNI yang ditayangkan di TVRI.

"Lalu ada telepon dari Kolonel Gledek dan menyatakan hal yang sama bahwa ada bingkisan dari teman-teman direksi TVRI, Tapi tetap menolaknya. Lalu Rajab, Kolonel Gledek dan John Anwar datang ke rumah saya untuk meminta maaf," ungkap politisi Partai Demokrat itu.

Saat mereka datang ke rumah guna meminta maaf, Max marah dan menyatakan upaya penyuapan itu sangat tidak sesuai dengan upaya TVRI mengembalikan citranya sebagai televisi milik rakyat yang dibiayai APBN.

"Apa kalian mau menghancurkan TVRI dan saya sebagai mantan TVRI di Komisi I DPR RI. Kalau saya menerimanya, maka laknatlah saya dan keluarga saya," tutur Max.

Untuk itu dia meminta Komisi I memanggil Rajab, Kol Gledek, John Anwar dan beberapa direksi TVRI seperti Herman Ago untuk dihadirkan sebagai saksi.

Mendengar penjelasan Max, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin meminta Sekretariat Komisi I DPR RI untuk menghadirkan nama-nama yang disebutkan Max.

"Segera hari ini hadirkan mereka yang disebut oleh Pak Max. Hari ini harus selesai," kata politisi PDIP itu.

Anggota Komisi I DPR RI lainnya, Tri Tamtomo menyatakan, bila memang Kol Gledek anggota TNI, maka Kepala Staf Angkatan Darat mesti dihadirkan hari ini juga di Komisi I.

"Kita minta TNI AD agar menyuruh Kol Gledek hadir di komisi I hari ini juga," kata Tri Tantomo.


Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024