"Dalam sejarah perjalanan Wallace melakukan penelitian, kawasan ini merupakan salah satu tempat penelitiannya, sedangkan wilayah Maluku, tempat atau rumah Wallace beristrahat ketika beliau capek atau sakit," katanya disela-sela perayaan hari ulang tahun Wallace ke-100 di Wangiwangi, ibukota Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu malam.
Selain alasan tersebut kata dia, Wakatobi juga memiliki keragaman hayati yang cukup tinggi yang saat ini sudah menjadi kawasan Cagar Biosfir Bumi yang ditetapkan oleh Unesco.
Dalam rangkaian perayaan ulang tahun Wallace tersebut, Senin siang ini, ratusan ilmuan dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri, akan mengikuti Seminar Internasional Wallace di Patuno Resor.
Kegiatan Seminar Internasional Wallace tersebut, menghadirkan cucu dari Wallace, Dr George C Wallace sebagai pembicara utama.
Pembicara lain yang dihadirikan dalam Seminar Internasional Wallace tersebut adalah Prof Dr Emil Salim, mantan Menteri Lingkungan Hidup, dan Kepala Bappenas Prof Dr Armida Salsiah Alisjahbana.
Ilmuan perguruan tinggi luar negeri yang ikut seminar tersebut antara lain dari Oxford University dan Cambridge University.
Sedangkan dari dalam negeri antara lain dari Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin Makassar dan Universitas Haluoleo Kendari.
Di tempat yang sama, Bupati Wakatobi Hugua mengemukan visi pemerintah Kabupaten Wakatobi dalam membangun kabupaten tersebut, yakni terwujudnya surga nyata bawah laut di pusat segiti karang dunia.
Surga sendiri ujarnya menyakut kehidupan sumber daya manusia yang hidup di dalam kawasan itu, sedangkan alam bawah laut yang memiliki kregaman hayati menjadi sumber kebahagian masyarakat itu sendiri.
"Surga nyata bagi masyarakat itu hanya bisa terwujud, jika kawasan ini terus dijaga dan dipelihara," katanya.
Karena itu kata dia, politik atau kekuasaan boleh berganti, tapi visi membangun Wakatobi tidak boleh berubah sampai kapanpun.