"Beliau menderita sakit tekanan darah tinggi, sebelum dirawat di RS Tlogorejo sejak 31 Agustus 2013, sempat dirawat di Rumah Sakit Roemani Semarang," kata seorang adik ipar almarhum, Arief Barata Sakti.

Almarhum meninggalkan seorang istri, Laksmini Indrawati dan empat orang anak, serta 10 cucu.

Jenazah mantan Bupati Banyumas tersebut tiba di rumah duka di Jalan Jeruk Raya Nomor 14, Kampung Sanden, Kelurahan Kramat Selatan, Kota Magelang, sekitar pukul 08.30 WIB untuk disemayamkan, sebelum dimakamkan di Taman Pemakaman Umum ( TPU) Giri Loyo Magelang.

Ia mengatakan sebelum meninggal dunia, almarhum pernah berpesan kepada keluarga besarnya, jika dirinya meninggal supaya dimakamkam di dekat kedua mertuanya, yakni Soempeno Djoyo Poespito dan Roewijati di TPU Giri Loyo.

Hadir melayat di rumah duka, antara lain mantan Gubernur Jateng Suwardi, mantan Mendagri sekaligus Mantan Gubernur Jateng, Mardiyanto, mantan Gubernur Jateng Bibit Waluyo, dan mantan Wakil Gubernur Jateng/mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Suparto Tjitrodiarjo, dan Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko.

Sebelum diberangkatkan ke pemakaman, dilakukan upacara militer di rumah duka dengan inspektur upacara Ketua Dewan Harian Daerah 45, Suparto Tjitrodiarjo, sedangkan irup di TPU Giri Loyo, Suwardi.

Wagub Heru Sudjatmoko mengatakan almarhum Djoko Sudantoko dikenal sebagai pekerja keras baik selama bertugas sebagai seorang militer maupun saat menjabat Bupati Banyumas selama dua periode ( 1988- 1993 dan 1993-1997).

"Beliau juga pantas dicontoh oleh kami semua selaku penerus perjuangan cita-citanya dalam membangun masyarakat Jawa Tengah," katanya.

Semasa hidupnya almarhum juga berprofesi sebagai dosen S1 dan S2 di STIE BPD Jateng dan juga Direktur Program Pascasarjana STIE BPD Jateng Semarang.

Karier di lingkungan militer jabatan terakhir sebagai Wakil Asisten Teritorial Kasdam IV/Diponegoro dengan pangkat kolonel.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024