"Dalam rangka mengurangi impor solar, Pemerintah telah menetapkan kebijakan berupa peningkatan porsi biodiesel dalam biosolar menjadi 10 persen atau setara dengan 3,5 juta kiloliter biodiesel," kata Menperin MS Hidayat di Jakarta, Rabu.

Untuk itu, Kemenperin mendorong ATPM untuk tetap memberikan garansi kepada kendaraan bermotor sesuai garansi semula, walaupun mobil tersebut menggunakan biodiesel hingga 10 persen (B-10).

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi teknis tentang penggunaan biosolar kepada industri pada umumnya, terutama industri kendaraan bermotor dan industri yang menggunakan mesin/peralatan pembangkit listrik.

Penggunaan biodiesel dalam porsi biosolar akan digenjot pemerintah untuk menurunkan impor minyak dan gas.

Pada saat ini, kata Menperin, pemanfaatan biodiesel sebagai sumber energi baik untuk kendaraan bermotor maupun industri baru sebesar 669 ribu kiloliter dari total penggunaan solar sebesar 35 juta kilo liter.

"Hal ini berarti porsi biodiesel di dalam biosolar baru mencapai 1,91 persen," katanya.

Padahal, lanjut dia, kapasitas terpasang biodiesel di dalam negeri mencapai 5,6 juta kiloliter per tahun. Oleh karena itu, target peningkatan penggunaan biodiesel 3,5 juta kiloliter dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri.

Dengan menggenjot penggunaan biodiesel tersebut, kata dia, pemerintah bisa berhemat devisa impor solar sebesar 2,8 miliar dolar AS. "Kami akan memastikan komitmen perusahaan (biodiesel) untuk memasok kebutuhan biodiesel di dalam negeri," katanya.

Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024