Gong Perdamaian Nusantara yang berasal dari Desa Plajan, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara, tersebut, merupakan yang keempat, setelah sebelumnya ditempatkan di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kupang (NTT), dan Singkawang (Kalbar).

Hadir dalam pelepasan kirab gong perdamaian tersebut, yakni Presiden Komite Perdamaian Dunia Djuyoto Suntani, pemrakarsa pembangunan Monumen Nusantara Raya di Kota Palu Brigjen Polisi I Made Dewa Parsana, Wakil Gubernur Sulteng Sudarto, Wali Kota Palu Rusdi Mastura, Waka Polda Jateng Brigjen A. Syukrani, dan Kasdam IV Diponegoro Brigjend TNI Agus Kriswanto.

Pelepasan rombongan kirab yang membawa gong perdamaian nusantara ditandai dengan penyiraman air kembang ke mobil pengangkut gong perdamaian.

Wakil Gubernur Sulteng, Sudarto mengungkapkan, di wilayahnya, terutama Poso memang sering terjadi konflik.

Dengan adanya gong perdamaian dari Jepara yang dibawa ke Palu, dia berharap, bisa menjadi semangat untuk menciptakan perdamaian.

"Minimal, konflik yang selama ini sering terjadi bisa dihindari demi persaudaraan dan perdamaian bersama," ujarnya.

Penempatan gong perdamaian yang ke-empat di Palu nantinya, kata dia, merupakan suatu kebanggan tersendiri, mengingat daerahnya dikenal sebagai daerah konflik.

"Adanya gong perdamaian nusantara, diharapkan konflik antar warga maupun terorisme bisa diminimalkan," ujarnya.

Wali Kota Palu, Rusdi Mastura menambahkan, dengan diterimanya gong perdamaian nusantara, diharapkan bisa menyadarkan semua pihak untuk bersama-sama menciptakan perdamaian.

"Nantinya, kami siap mengupayakan perdamaian di Kota Palu," ujarnya.


Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024