Sekum Pengprov PASI Jawa Tengah Joko Pranowo Adi ketika dihubungi di Semarang, Kamis, mengatakan dirinya sudah menanyakan pengunduran diri peraih medali perak PON 2012 Riau tersebut.

"Yang bersangkutan menyatakan bahwa mundurnya dari pelatnas karena persoalan pribadi. Dia (Yuarisdianto) memiliki anak yang masih kecil dan pekerjaan di rumah tidak ada yang mengurusi," katanya.

Ia mengatakan, dengan mundurnya Yuarisdianto tersebut Jateng tinggal menyisakan empat atlet di pelatnas yaitu Triyaningsih (lari 5.000, 10 ribu meter, dan maraton), Agus Prayogo (lari 5.000 dan 10 ribu meter), Dwi Ratnawati (lempar cakram), dan Krisna Wahyu (tolak peluru).

Agus Prayogo menjalani pelatnas di Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jabar, di bawah asuhan pelatih asal Sumsel Pikaoli, sedangkan yang lain menjalani pelatnas di Jakarta.

Bahkan, Agus Prayogo sudah dua kali menjalani uji coba di luar negeri yaitu mengikuti lomba lari half maraton (21 kilometer) di Korea dan kejuaraan atletik Grand Prix Asia di Thailand dan Srilanka.

Sebenarnya, kata dia, ada satu pelari putri Jateng yang dipanggil masuk pelatnas yaitu Yuni Eka Lestari (lari 400 meter) tetapi yang bersangkutan belum masuk pelatnas," kata Joko yang juga pengurus KONI Jawa Tengah tersebut.

Pada PON 2012 di Riau, Yuarisdianto meraih medali perak dari nomor tolak peluru putra dengan lemparan sejauh 15,25 meter, sedangkan medali emas direbut rekannya Kresna Wahyu dengan lemparan 15,83 meter, dan perunggu oleh Nur Indri Yadin (DKI Jakarta) 14,20 meter.

Sementara itu Komisi Pembinaan dan Prestasi Pengprov PASI Jateng Heri Setiyono mengatakan dirinya mendengar informasi dari pelatih di pelatnas, untuk masuk tim inti memang syaratnya berat karena harus bisa melempar sejauh 16,30 meter.

"Atlet kita lemparannya hanya 15 koma sekian meter tentunya cukup berat tetapi saya berharap melalui proses latihan di pelatnas ini minimal bisa mendekati lemparan 16 koma sekian meter," katanya.

Pewarta : -
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024