"Ini sebagai bentuk rasa syukur kami mampu mengarungi perkawinan hingga 40 tahun lamanya. Mudah-mudahan bisa sampai emas. Ulang tahun ke-40 perkawinan kami tepatnya 8 April 2013," katanya di Semarang, Sabtu.

Mantan Rektor Universitas Diponegoro Semarang itu mengakui bahwa banyaknya rintangan dan cobaan yang dihadapi selama perjalanan perkawinan mereka. Namun, dirinya bersyukur semua itu bisa dilalui dengan baik.

Menurut dia, salah satu kunci untuk menjaga keutuhan perkawinannya adalah selalu merasa bersyukur, baik saat menerima nikmat maupun musibah, sebab perasaan bersyukur merupakan sarana untuk merasa bahagia.

"Ada yang mengatakan penyebab ketidakbahagiaan seseorang, yakni tidak adanya rasa syukur. Saya selalu mencoba untuk merasa bersyukur, termasuk ketika saya divonis dokter menderita penyakit jantung," katanya.

Ia mengaku bahwa baru satu sekitar satu bulan menjalani pemasangan ring di jantungnya. Namun, tetap merasa bersyukur karena hanya dipasang dua ring, padahal sebelumnya dokter memperkirakan empat ring yang dipasang.

"Ya, sebisa mungkin saya selalu bersyukur. Kita juga harusnya menghitung anugerah dan kebahagiaan yang telah didapatkan dan membaginya, bukan justru menghitung dan membagi kesengsaraan dan kesedihan," katanya.

Nikmat yang diberikan Tuhan, kata dia, akan sangat terasa tatkala manusia mendapatkan masalah, seperti saat terkena sakit yang akan membuat manusia merasa betapa nikmatnya ketika masih diberikan kesehatan.

Eko juga menceritakan perjalanan kisah dan perjuangannya bertemu dengan Sudanti Hardjohoebojo yang akhirnya menjadi pendamping hidupnya dan memberikannya dua anak, yakni Arehta Aprilia dan Holy Ametati.

"Bu Danti (istrinya, red.) itu anaknya keluarga ningrat, sementara saya hanya anak guru SMP. Kebetulan, dia mahasiswa, sedangkan saya dosen. Saya memang sudah jadi arsitek, tetapi belum punya apa-apa," katanya.

Ia mengaku prihatin dengan banyaknya pasangan selebriti yang memutuskan untuk bercerai, padahal mereka telah lama mengarungi mahligai perkawinan, bahkan ada juga di antara mereka yang sudah dikaruniai cucu.

"Terakhir saya terkejut mendengar berita Lidya Kandouw mengajukan cerai ke Jamal Mirdad. Padahal, mereka telah sangat lama menikah. Bahkan, sudah dikaruniai cucu," kata pria kelahiran Purbalingga, 9 Juni 1944 itu.

Rencananya, beberapa tokoh, seniman, dan budayawan Kota Semarang akan hadir pada acara syukuran itu, seperti Djawahir Muhammad, Mardiyanto, Prie G.S., dan K.H. Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024