"Saat statusnya masih 'Waspada', tekanan dalam tubuh Gunung Dieng rendah, sehingga gas mengalir dari Kawah Timbang ke lembah-lembah. Saat ini, dengan gempa-gempa vulkanik yang sering terjadi, tekanan dalam tubuh Dieng menjadi meningkat, asap di Kawah Timbang tegak (dihembuskan ke atas, red.), gas tidak mengalir melalui lembah, tapi melalui pori-pori atau retakan tanah," kata Kepala PVMBG Surono saat dihubungi Antara dari Purwokerto, Minggu malam.

Menurut dia, saat dilakukan pengukuran gas di udara bebas pada Minggu pukul 10.20-11.15 WIB dalam radius 300 meter dari Kawah Timbang ke arah tenggara, selatan, dan barat daya, tidak terdeteksi adanya gas berbahaya.

Akan tetapi, pada pengukuran konsentrasi gas di dalam tanah dengan menggunakan pipa sedalam 50 centimeter, kata dia, diketahui bahwa konsentrasi CO2 di enam lokasi ukur masih tinggi, yakni 0,9 persen volume hingga melebihi skala (over scale), sedangkan gas lainnya tidak terdeteksi (nol, red.).

Berdasarkan sisi kegempaan, katanya, pada pukul 06.00-12.00 WIB terekam tiga kali gempa vulkanik dalam dan lima gempa vulkanik dangkal, sedangkan cuaca terpantau cerah dan Kawah Timbang tampak mengeluarkan asap putih tebal dengan tekanan lemah setinggi 50-100 meter, serta bau belerang tercium lemah pada jarak 1.000 meter ke Dusun Simbar, Desa Sumberejo, Kecamatan Batur.

"Pada pukul 12.00-18.00 WIB terekam adanya dua kali gempa vulkanik dalam dan empat gempa vulkanik dangkal. Dari pengamatan visual, cuaca terpantau mendung hingga berkabut dan hujan, serta angin bertiup lemah dari selatan. Saat cuaca cerah, tampak asap putih tebal dari Kawah Timbang dengan ketinggian 50-100 meter yang condong ke utara akibat tertiup angin dan tidak tercium bau belerang di Dusun Simbar," katanya.

Disinggung kemungkinan PVMBG akan menaikkan status Kawah Timbang menjadi "Awas" karena gas mulai keluar dari rekahan tanah, Surono mengatakan, hal itu kemungkinan tidak akan dilakukan.

"Cukup 'Siaga'. Saat ini malah banyak yang bertanya kenapa tidak turun ke 'Waspada' karena tidak ada lagi gas berbahaya di udara," katanya.

Akan tetapi, PVMBG belum bisa menurunkan status Kawah Timbang dari "Siaga" menjadi "Waspada" dalam waktu dekat meskipun saat ini tidak ada lagi gas berbahaya di udara.

Menurut dia, hal itu karena gempa di Kawah Timbang masih banyak karena saat berstatus "Normal", rata-rata selama satu bulan gempa vulkanik dalam tidak lebih dari 10 kali dan gempa vulkanik dangkal tidak lebih dari lima kali.

PVMBG pada Senin (11/3) pukul 21.30 WIB meningkatkan status Kawah Timbang dari "Normal" menjadi "Waspada" dan merekomendasikan agar tidak ada aktivitas warga dalam radius 500 meter dari kawah.

Selanjutnya, PVMBG pada Rabu (27/3) pukul 23.30 WIB meningkatkan status Kawah Timbang dari "Waspada" menjadi "Siaga" dan merekomendasikan agar tidak ada aktivitas warga dalam radius 1.000 meter dari kawah.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024