"Hari ini, saya sangat berbahagia, paling tidak bisa menyaksikan, bahkan ikut memanen padi yang dilakukan bersama-sama Pak Gubernur dan Pak Bupati. Harus jujur kita mengatakan bahwa ini salah satu program penanaman padi yang sangat berhasil," katanya di Cilacap, Sabtu.
Wamentan mengatakan hal itu saat memberi sambutan dalam dialog dengan petani yang dipandu Gubernur Jateng usai memanen padi hasil Gerakan Tanam Serempak 1.000 Hektare yang dicanangkan di Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten, Cilacap pada 18 November 2012.
Dia mengaku bahwa dirinya bukan tipikal orang yang mudah percaya kalau tidak melakukan investigasi sendiri.
"Tadi saya diam-diam melihat butir-butirnya (gabah, red.) berisi semua," katanya.
Dia setuju jika produksi padi hasil gerakan tanam serempak itu dikatakan bagus meskipun masih ada beberapa butiran padinya yang terlihat kusam.
Oleh karena itu, Wamentan menyarankan kepada perwakilan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang mendampingi petani Desa Bojong untuk mempelajari produksi padi yang butirannya terlihat bening atau cerah.
"Saran saya, Pak Joko Handoyo (perwakilan BPPT, red.), nanti yang produksinya bening-bening itu coba dipelajari sebagai praktik yang bagus. Jadi, nanti petani atau kelompok tani lain yang masih butek-butek itu, bisa mengambil contoh atau pengalaman yang sebenar-benarnya dari yang bening-bening tadi," katanya.
Dengan demikian, kata dia, petani atau kelompok tani lainnya bisa belajar dari pengalaman.
Terkait dengan keberhasilan dalam program Gerakan Tanam Serempak 1.000 Hektare ini, dia mengatakan bahwa pihaknya akan mengusulkan Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten, sebagai kawasan percontohan dalam hal manajemen pertanian.
"Ini (Desa Bojong, red.) bersama Kabupaten Grobogan (Jateng) akan dijadikan percontohan manajemen karena modalnya sudah ada, gerakan tanam serempak, panen serempak. Nanti akan dikemas dalam manajemen yang sama, 'farming'. Jadi, nantinya jika perlu bibit bisa bersama-sama, panen bersama-sama sehingga dalam penanganan persoalan seperti hama dapat dilakukan bersama-sama," katanya.
Bahkan, dia mengaku mendengar jika seluruh kelompok tani di wilayah ini memiliki pemikiran yang sama dalam memajukan pertanian.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan terima kasih kepada Panglima Daerah Militer IV/Diponegoro beserta jajaran yang turut mendukung program Gerakan Tanam Serempak 1.000 Hektare ini.
Saat ditemui wartawan, Wamentan mengatakan bahwa Jateng memiliki kontribusi luar biasa dalam memenuhi target-target produksi pertanian secara nasional.
"Ini konsisten dilakukan dalam lima tahun terakhir. Saya atas nama Kementerian Pertanian menyampaikan terima kasih kepada Jawa Tengah," katanya.
Bahkan, kata dia, Jateng memiliki produksi padi paling tinggi karena hampir mendekati 9 persen, sedangkan nasional hanya 5 persen.