Petani Dusun Drono, Desa Drono, Kecamatan Tembarak, Marli di Temanggung, Selasa, mengatakan, serangan hama patek dan busuk batang yang telah terjadi dalam sepekan terakhir mengakibatkan produksi cabai merosot. Busuk batang juga membuat tanaman mati.

"Hasil petik banyak berkurang dan harga merosot karena memang kualitas cabai jelek dan yang terlanjur terkena patek harus dibuang," katanya.

Menurut dia, akibat serangan tersebut produksi cabai di lahan miliknya seluas 3.700 meter persegi dengan jumlah 5.500 tanaman hasilnya sangat minim. Cabai yang telah berumur 100 hari banyak yang busuk.

Ia mengatakan, pada awal Februari 2013 baru memetik dengan hasil cabai merah sebanyak dua kilogram dan cabai hijau dua karung atau setara 50 kilogram. Padahal, pada bulan yang sama tahun 2012 sekali petik bisa mendapat dua karung cabai merah.

"Tahun lalu dengan modal Rp15 juta dapat hasil penjualan Rp27 juta. Kalau sekarang merugi, belum balik modal biaya pengeluaran untuk perawatan dan membeli obat-obatan," katanya.

Petani yang lain, Badah, mengatakan serangan hama patek dan busuk batang cukup meresahkannya. Berbagai upaya pengobatan sudah dilakukan dengan penyemprotan rutin setiap lima hari sekali, tetapi tidak ada hasil.

"Saya memulai menanam cabai pada November 2012 dan diperkirakan akan habis panen pada bulan Mei 2013, sebelum masuk musim tembakau," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024