"Hasil dari pendataan tersebut nantinya dibawa dalam rapat umum pemegang saham (RUPS)," katanya dalam forum BUMN Marketeers Club Semarang di Kota Semarang, Kamis.

Ia menjelaskan penggabungan dua perusahaan pelat merah tersebut merupakan inisiatif Menteri BUMN Dahlan Iskan. Merger dilakukan untuk memperkuat bisnis mereka karena keduanya memiliki bidang usaha, keahlian, dan pasar yang sama.

"Kami belum tahu setelah digabung apakah namanya Surveyor Indonesia atau Sucofindo. Atau mungkin mengambil nama baru, seperti Bank Mandiri," katanya. Bank Mandiri merupakan nama baru dari merger sejumlah bank BUMN, antara lain, Bank Exim dan Bank Dagang Negara (BDN).

Sebelumnya Epi menyebutkan bahwa Sucofindo memiliki saham 4,4 persen di Surveyor Indonesia, sedangkan Societe Generale de Surveillace (SGS) 10,4 persen dan pemerintah Indonesia 85,12 persen.

PT Surveyor Indonesia yang berdiri pada 1991, antara lain, melayani jasa sertifikasi produk, verifikasi impor/ekpsor barang, pelatihan K-3, verifikasi dan estimasi harga, konsultasi pengembangan kawasan industri, dan sertifikasi ekolabel dan monitoring pelaksanaan program pemerintah.

"Kami memberikan kepastian yang tidak memihak (independent assurance) atas seluruh transaksi yang dilakukan oleh klien untuk memenuhi spesifikasi, standar industri, dan regulasi," kata Epi Darlis.

Sementara itu, PT Sucofindo (Superintending Company of Indonesia) merupakan BUMN yang bergerak dalam bidang pemeriksaan, pengawasan, pengujian, dan pengkajian. Sebanyak 95 persen saham Sucofindo dimiliki pemerintah dan lima persen oleh SGS.

Forum bisnis tersebut berlangsung setiap bulan dengan diikuti perwakilan BUMN yang memiliki cabang di Semarang.

Pewarta : Achmad Zaenal
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024