"Saya melihat tidak ada masalah dengan rencana pengintegrasian IPA-IPS di SD. Apalagi, integrasi IPA-IPS dengan pelajaran lain konsepnya masih 'nyambung'," katanya, di Semarang, Sabtu.

Hal tersebut diungkapkannya usai seminar bertema "Peran MIPA Dalam Peningkatan Kualitas Hidup dan Pengembangan Pendidikan Karakter" yang digelar Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Supriadi yang juga Direktur Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Dikti itu mengakui siswa SD selama ini menanggung beban pelajaran yang banyak sehingga membuat anak-anak cenderung stres.

"Coba saja lihat anak-anak SD sekarang. Pelajarannya banyak, mereka harus membawa buku-buku pelajaran yang banyak saat ke sekolah," kata Guru Besar Fakultas MIPA Unnes tersebut.

Ia mengibaratkan pengintegrasian pelajaran IPA-IPS dengan pelajaran lain yang berkaitan pada jenjang pendidikan dasar itu dengan beraneka jus buah segar yang dicampur dan diblender menjadi satu.

"Ibaratnya seperti ini, jus nanas, apel, dan jeruk dicampur jadi satu, kemudian diblender. Jadi jus buah 'mix' yang rasanya lebih enak. Demikian halnya dengan pengintegrasian IPA-IPS," katanya.

Jadi, kata dia, tidak benar jika kemudian ada yang mengkhawatirkan pelajaran IPA-IPS akan ditinggalkan, melainkan diintegrasikan menjadi satu dengan pelajaran lain yang masih berkaitan.


Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024