"Kami sengaja menggelar pameran kesehatan ini di mal untuk menjaring lebih banyak pengunjung. Mal selama ini banyak dikunjungi masyarakat," kata Ketua PMI Jateng Sasongko Tedjo usai pembukaan pameran di Semarang, Rabu.

Pameran kesehatan yang diikuti sebanyak 44 stan, mulai perusahaan farmasi, rumah sakit (RS), klinik kesehatan, industri esetika, laboratorium, hingga asuransi itu digelar di Mal Paragon Semarang mulai 19-23 September 2012.

Menurut dia, penyelenggaraan pameran kesehatan itu dimaksudkan untuk memberikan informasi kesehatan secara luas kepada masyarakat yang menjadi pengguna jasa pelayanan kesehatan, sekaligus memeringati HUT Ke-67 PMI.

Melalui pameran kesehatan itu, kata dia, PMI Jateng dan Dinas Kesehatan Jateng sebagai pemrakarsa pameran ingin menunjukkan kepada masyarakat layanan-layanan kesehatan unggulan yang ada di wilayah tersebut.

Ia mengatakan, masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh ke luar negeri untuk berobat karena fasilitas yang dimiliki RS-RS di Jateng sudah bisa melayani masyarakat, misalnya pengobatan jantung di RS Ken Saras Kabupaten Semarang.

Pameran itu, tidak hanya menampilkan produk-produk peserta, kata dia, karena diisi pula oleh "talkshow" kesehatan, praktik pertolongan pertama pada korban kecelakaan jalan raya dan rumah tangga, serta donor darah.

"Ini bisa menjadi wahana untuk menyampaikan informasi secara luas kepada masyarakat tentang kesehatan, termasuk kapasitas dokter, prosedur operasi, dan penyembuhan," kata Sasongko.

Gubernur Jateng Bibit Waluyo yang membuka pameran kesehatan itu mengakui PMI mengemban tugas dan pengabdian tinggi kepada masyarakat, termasuk di wilayah Jateng yang memiliki potensi terjadinya bencana alam.

"Bencana erupsi Gunung Merapi salah satunya. Sekarang ini kondisi Merapi kelihatannya baik, tetapi harus tetap diwaspadai karena bencana alam bisa terjadi sewaktu-waktu dan harus menyiapkan antisipasi," katanya.

Ia mengharapkan, PMI Jateng dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng mengeratkan koordinasi dalam kesiapsiagaan dan penanggulangan untuk menghadapi bencana alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

"Material vulkanik di Merapi masih memungkinkan menimbulkan banjir lahar. Tsunami juga perlu diwaspadai. Mudah-mudahan tidak terjadi, namun kita harus tetap memiliki pola penanggulangan yang jelas," katanya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024