"Krisis air bersih paling parah di Kabupaten Blora, Rembang, Pati, dan Grobogan," ujarnya di sela-sela rapat koordinasi kerja sama antardaerah di Kudus, Selasa.

Ia mengatakan wilayah Bakorwil I Jateng meliputi wilayah eks-Keresidenan Pati dan Semarang, di antaranya Kabupaten Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, Grobogan, Demak, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Salatiga dan Kendal.

Krisis air bersih yang terjadi tahun ini, katanya, hampir terjadi di semua wilayah di Jateng, menyusul musim kemarau yang cukup panjang.
Untuk menanggulangi kesulitan air bersih yang terjadi di ratusan desa tersebut, Bakorwil I Jateng melakukan droping air sesuai permintaan yang diajukan pemerintah daerah setempat.

"Pemprov Jateng juga menyiapkan 2.295 tangki air dengan kapasitas 5.000 liter per tangki," ujarnya.

Hingga akhir Agustus 2012, katanya, sudah 1.419 tangki yang berisi air bersih yang disalurkan ke berbagai wilayah yang membutuhkan.

Di antaranya, untuk Kabupaten Rembang, Blora, Pati, Semarang dan Grobogan dengan jumlah yang bervariasi.

Sedangkan 876 tangki yang masih tersisa, katanya, dialokasikan selama September 2012.

"Jika sampai jadwal yang ditentukan ternyata permintaan melebihi persediaan yang ada, kami akan berkoordinasi dengan Pemprov Jateng untuk mencari jalan keluarnya," ujarnya.

Ia memperkirakan, pasokan air bersih yang disediakan cukup hingga musim kemarau berakhir.

Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah, katanya, hujan mulai turun pada bulan Oktober atau awal November 2012.

"Dengan perkiraan tersebut, maka persediaan air bersih untuk daerah yang membutuhkan dimungkinkan cukup. Selain itu, daerah lain yang mengalami kekurangan air bersih juga mampu diatasi sendiri," ujarnya.

Bahkan, lanjut dia, sebagian wilayah di Kabupaten Demak yang mengalami kekurangan air bersih, hingga kini belum mengajukan bantuan ke Bakorwil I Jateng, karena sudah bisa diatasi sendiri.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024