"Biasanya mereka yang melakukan pencurian air ini justru berasal dari mereka masyarakat menengah ke atas untuk bisnis seperti perusahaan dan kost-kostan. Sementara masyarakat kecil, justru takut melakukan pelanggaran," kata Kepala Bagian Humas PDAM Kota Semarang Saebani di Semarang, Rabu.

Modusnya, lanjut Saebani biasanya dengan cara penyambungan langsung, tanpa meter, pada bagian meteran kipas diputus agar laju meteran lambat atau diisolasi.

"Menghadapi kasus tersebut kami terus melakukan investigasi pelanggaran. Tidak harus mendatangi lokasi, tetapi cukup dari kantor dengan pemeriksaan jumlah pemakaian pelanggan," katanya.

Menyinggung pemenuhan kebutuhan air selama musim kemarau, Saebani mengatakan pihaknya terus mengoptimalkan produktivitas instalasi pengolahan air (IPA) yang ada.

"Untuk mengoptimalkan produktivitas IPA, kami menyiapkan petugas selama 24 jam untuk melakukan pengawasan, sehingga begitu ada kerusakan bisa langsung ditangani,"

Saebani menegaskan bahwa dari sumber-sumber air yang ada, produksinya mampu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan membantu masyarakat yang berada di daerah kekeringan.

"Kami juga mengoptimalkan air yang berasal dari sumber-sumber air permukaan maupun sumber air bawah tanah," katanya.

PDAM Tirta Moedal mengandalkan air baku Kaligarang untuk melayani kebutuhan air bersih pelanggan yang berada di daerah Semarang bawah seperti Kawasan Simpanglima dan sekitarnya, wilayah Kalisari, dan Semarang Tengah.

Sementara untuk wilayah Semarang Timur, lanjut Saebani mengandalkan dari air baku yang berasal dari Waduk Kedungombo yakni IPA Kudu yang melalui saluran air Klambu.


Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024