"Dalam melanjutkan identifikasi bungker, kami masih menunggu hasil kajian dari Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)," kata Ahyani di Solo, Rabu.
Ia mengatakan laporan hasil indentikfikasi awal yang dilakukan pada pertengahan Agustus lalu hingga saat ini belum diterima. "Kalau identifikasi, kita targetkan tahun ini, tetapi kita tunggu dulu laporan dari BP3 dan Balai Arkeologi dulu," katanya.
Dia menyatakan tidak akan menelantarkan bungker itu. Setelah pelaporan hasil identifikasi awal diperoleh proses identifikasi segera dilanjutkan. "Ya jelas akan kita lanjutkan identifikasinya, tidak akan kita biarkan begitu saja," katanya.
Ahyani mengatakan untuk identifikasi Pemkot Surakarta sudah menganggarkan dana sekita Rp50 juta. Tetapi untuk penggalian lebih lanjut, pihaknya masih akan menunggu penganggaran APBD tahun depan.
Penelitian yang akan dilakukan itu nantinya dilakukan sampai diketahui interkoneksi antara bungker yang ada di kompleks Balai Kota dengan bungker-bungker lainnya di Kota Solo.
"Penggalian mungkin saja sampai kita ketahui interkoneksi dengan bungker lain di Kota Solo ini," katanya. Tetapi, sampai pada tujuan itu diperkirakan akan memerlukan waktu yang tidak sedikit.
Selain untuk mengetahui interkoneksi bungker yang di Balai Kota dengan bungker lainnya, Ahyani mengatakan penggalian juga akan dilakukan untuk mengetahui kegunaan bungker itu di masa lalu. "Selain koneksi dengan bungker lain, kita juga akan teliti sejarahnya dahulu untuk apa bungker itu," paparnya.
Ia mengatakan setelah penggalian selesai, Pemkot Surakarta tidak akan tinggal diam. Penggalian juga akan dilanjutkan dengan upaya pelestarian dan pemberayaan bungker tersebut.