"Hanya venue menembak dan futsal yang minimalis (seadanya)," kata Andi pada jumpa pers di kantor Gubernur Riau, Pekanbaru, Selasa.

Menurut dia, persiapan PON Riau diakuinya dalam progres yang baik sampai dengan bulan April lalu. Namun, beberapa kendala kemudian muncul salah satunya seperti terbongkarnya kasus suap proyek PON oleh KPK, membuat proses penganggaran di DPRD terhambat.

Akibatnya, dari 54 venue yang disiapkan di 10 daerah penyelenggaran PON Riau, ada tujuh venue yang pembangunannya dibawah 60 persen di waktu yang sudah mepet.

"Setelah ada percepatan, lima (venue) sudah ok, tinggal dua lagi harus kita genjot," ucapnya.

Ia mengaku yakin sarana olahraga yang seadanya di dua arena itu tidak akan berdampak pada performa atlet untuk meraih prestasi.

"Saya rasa tidak mengganggu atlet. Seperti lapangan futsal, walaupun saya belum lihat langsung, katanya belum ada atapnya saja," ujarnya.

"Jadi tidak ada pemindahan dan tidak ada penundaan pelaksanaan PON," lanjut Andi Mallarangeng.

Gubernur Riau HM Rusli Zainal mengatakan, arena futsal yang belum rampung berlokasi di Kabupaten Indragiri Hilir dan lapangan tembak di Kota Pekanbaru.

Ia mengaku optimistis diwaktu yang tersisa persiapan keduanya bakal optimal untuk memenuhi standar fungsi untuk pertandingan taraf nasional.

"Secara fungsional akan bisa digunakan, hanya gedung dan landskapnnya yang nanti minimalis," ujarnya.

Ia menambahkan, sudah ada kontingen dari Provinsi Maluku yang tiba di Pekanbaru untuk mengikuti PON XVIII.

Pembukaan PON XVIII dijadwalkan pada tanggal 11 September yang akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pewarta : -
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024