Solo (ANTARA) - Tim Desain Interior ISI Surakarta meningkatkan kualitas ruang belajar kreatif untuk anak di pemukiman padat di Kratonan, Serengan, Solo, Jawa Tengah, lewat kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
Dosen Prodi Desain Interior Putri Sekar Hapsari, S.Sn., M.A, Selasa mengatakan kegiatan tersebut secara subtansi membangun sosio konstruktif kepada masyarakat.
“Kegiatan ini berupa ajakan berpartisipasi dan peduli dalam peningkatan kualitas pendidikan anak. Kegiatan PKM ini mengkolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat yang bersifat edukatif dan aplikatif, dalam merancang ruang belajar yang tidak hanya fungsional, tetapi juga mendukung perkembangan psikologis dan sensorik anak,” katanya.
Pelaksanaan PKM dilaksanakan di wilayah Rw 01, khususnya pada Rt 04 dan Rt 05, Kratonan di Serengan dengan mengangkat judul Ruang Belajar Kreatif (Steam): Kolaborasi Desain Interior untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Anak pada Pemukiman Padat di Kratonan, Serengan, Surakarta ini merupakan kolaborasi antara Prodi Desain Interior sebagai tim pelaksana dan warga masyarakat Kratonan sebagai aplikator kegiatan ini.
Selain Putri Sekar, dosen lain yang juga terlibat yakni Dr. Siti Badriyah., M.Hum. Ia mengatakan hubungan kolaborasi ini menghasilkan kontribusi nyata dalam bidang keilmuan desain interior sebagai upaya menyelesaikan masalah sosial dan pendidikan dalam masyarakat dewasa ini. Salah satu permasalahan pada pemukiman padat penduduk, adalah keterbatasan Fasilitas Ruang Belajar Kreatif untuk anak usia dini.
Menurut Putri Sekar Hapsari yang juga sebagai ketua pelaksana kegiatan mengatakan tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan ruang belajar anak usia dini di permukiman padat.
“Kegiatan ini meliputi merancang dan merealisasikan ruang belajar kreatif dengan pendekatan desain interior yang fungsional dan edukatif, dan pendampingan kepada masyarakat dalam merancang, mengembangkan ruang belajar secara mandiri, dan perawatan,” katanya.
Kegiatan ini dilakukan selama enam bulan, dimulai tahap perancangan, hingga tahap revitalisasi ruang belajar anak usia dini. Antusiasme peserta dalam melakukan kegiatan sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari kemauan mencoba dengan kreatifitas mereka ikut membuat ruang belajar di rumahnya.
Kegiatan ini dapat dikatakan dapat berjalan dengan lancar, bahkan terlihat antusiasme warga masyarakat sangat tinggi. Salah seorang warga setempat Ari Widya menginginkan adanya kegiatan aplikatif serupa untuk kemajuan warganya.
Warga lain Prihatmi mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat untuk penataan ruang belajar di rumah yang sempit sehingga kegiatan ini dapat dikatakan dapat berjalan sesuai tujuan dan harapan ungkapnya di sela-sela kegiatan.
Suksesnya kegiatan aplikatif ini dapat dilihat dengan terciptanya model desain ruang belajar kreatif yang dapat direplikasi di wilayah lain dengan kondisi serupa. Dengan demikian, program pengabdian ini tidak hanya menjadi kegiatan jangka pendek, tetapi juga bagian dari strategi pembangunan sosial dan pendidikan berbasis desain yang inklusif, kontekstual, dan solutif.