"Gangguan aktif yang disebabkan munculnya daerah tekanan rendah tersebut berpotensi terjadi di sejumlah wilayah seperti di Samudra Hindia tepatnya sebelah Barat Sumatra, Laut Cina Selatan, Samudra Pasifik yang berada di Utara Papua serta Samudra Hindia yang berlokasi tepat di bagian Selatan Pulau Jawa," kata analis BMKG Stasiun Meteorologi Pekanbaru Warih Budi Lestari di Pekanbaru, Jumat.

Dia memprakirakan, hingga akhir April 2012 mendatang bentukan daerah tekanan rendah sebagai penyebab munculnya badai tropis mulai sering aktif terjadi di belahan bumi bagian Selatan dan belahan bumi bagian Utara.

Secara umum, demikain Warih, gangguan tersebut cukup memberi dampak terhadap sebagian wilayan Tanah Air termasuk Riau, dimana pola angin di permukaan laut mengarah ke Barat, sehingga berpeluang memunculkan cuaca buruk di kawasan perairan dan daratan.

Secara umum, katanya, prediksi indeks atau anomali suhu muka laut diprediksi berharga negatif atau menyatakan kondisi La Lina lemah hingga sedang.

Dengan demikian, katanya, kondisi suhu perairan Indonesia akan lebih cenderung hangat dan normal. Namun untuk indeks Dipole Mode (DM), juga diperkirakan dalam beberapa bulan kedepan akan berada pada kondisi normal yang tidak signifikan dalam penambahan atau pengurangan curah hujan, khususnya untuk Indonesia bagian Barat.

"Kondisi ini yang kemudian memberikan dampak pada April 2012, diprediksikan curah hujan di sebagian besar wilayah Tanah Air akan berkisar pada normalnya. Namun bisa mengarah pada curah atas normal bila gangguan mulai terjadi," katanya.

Kondisi demikian menurut Warih, sebaiknya juga diwaspadai oleh masyarakat, khususnya para nelayan yang kerap mencari ikan di tengah laut dengan menggunakan perahu tradisional berukuran kecil.

"Jika muncul cuaca buruk, maka potensi gelombang tinggi akan jauh lebih besar. Untuk itu, tetap siaga guna terhindar dari berbagai hal yang tak diinginkan," katanya. (FZR)

Pewarta : -
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024