"Banyak yang khawatir jika rambut sudah mendapat proses kimiawi akan rusak, seperti pewarnaan atau pelurusan. Sebenarnya tidak jika tahu cara merawatnya," katanya, usai seminar dan peluncuran tren rambut "En Amour" 2012 di Semarang, Rabu.

Ia menjelaskan masyarakat sering melakukan perawatan dengan cara "creambath", padahal perawatan rambut tersebut diperuntukkan untuk rambut yang masih "virgin", belum pernah mendapatkan sentuhan kimiawi.

Menurut dia, "creambath" perawatan rambut yang dikenalkannya sekitar tahun 1970 merupakan langkah merawat rambut alami dan belum pernah mendapat sentuhan kimia, tidak seperti sekarang banyak yang diluruskan atau diwarna.

"'Creambath' memang perawatan rambut yang tidak memakai minyak, seperti orang-orang dulu yang memakai minyak 'cem-ceman' atau urang-aring. Jadi, vitaminnya masuk, namun residunya terbilas dengan air," katanya.

Namun, kata dia, untuk rambut yang sudah pernah mendapat proses kimiawi, seperti pewarnaan dan pelurusan karena mengikuti mode tidak cocok dengan perawatan "creambath" yang memang diperuntukkan rambut alami.

"Kalau rambut yang sudah pernah diluruskan, diwarna, lebih cocok dengan perawatan masker rambut, misalnya 'procare' atau produk lain," kata pria yang telah bergelut dengan tata rambut sejak 43 tahun silam itu.


Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024