Semarang (ANTARA) - Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Novansyah Abi Ramadhan menjuarai lomba fotografi internasional Health Photography International Contest (Healpic) 2025 dalam kategori perguruan tinggi.
Novansyah dalam pernyataan di Semarang, Senin, mengatakan karya yang diangkat berjudul "A Vicious Cycle: Among The Rocks and The Smell of Trash".
Ia memilih tema tumpukan sampah di bekas area galian C sebagai fokus karyanya, dengan lokasi pemotretan berada di kawasan Brown Canyon, Semarang.
Brown Canyon adalah sebuah bekas tambang di daerah pinggiran Kota Semarang yang sempat viral karena keindahannya, dan kini dipenuhi timbunan sampah.
Menurut dia, lokasi itu merepresentasikan "lingkaran setan" kerusakan lingkungan yang terus berulang karena sampah yang menumpuk memperburuk kondisi alam yang telah rusak.
"Foto ini adalah bentuk peringatan. Kita tidak bisa terus menutup mata terhadap kerusakan lingkungan. Sampah yang kita buang sembarangan akan kembali menghantui kehidupan kita sendiri," katanya.
Baginya, penghargaan tersebut bukan hanya capaian pribadi, melainkan sebagai seruan moral.
Ia ingin masyarakat menyadari bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar wacana, melainkan tindakan nyata yang harus segera dilakukan.
Kemenangannya di ajang internasional menjadi bukti kemampuan mahasiswa Indonesia dalam menyuarakan isu kesehatan dan lingkungan melalui medium fotografi, sekaligus menegaskan kemampuan bersaing di kancah global.
Dalam persiapan karya, Novansyah dibimbing oleh dosen pembimbing Rusmadi dan Nana Misrochah.
"Foto bukan hanya soal estetika, melainkan bagaimana sebuah karya bisa menjadi bahasa komunikasi yang kuat untuk perubahan sosial," kata Rusmadi, diamini Nana.
Proses penilaian Healpic 2025 berlangsung sekitar tiga minggu. Pada tahap awal, interaksi publik berupa jumlah like dan komentar di media sosial menjadi salah satu pertimbangan.
Dari ratusan karya yang diseleksi, dewan juri memilih 10 karya terbaik untuk melaju ke tahap final.
Setiap finalis kemudian diminta mempresentasikan karya di hadapan juri disertai sesi tanya jawab, sehingga juri dapat menilai pesan, teknik, serta relevansi karya dengan tema lomba.
Dewan juri terdiri atas akademisi, praktisi kesehatan, dan pakar fotografi. Novansyah menyingkirkan lebih dari 150 karya peserta yang berasal dari sejumlah perguruan tinggi di dalam negeri, serta delegasi kampus regional ASEAN untuk meraih kemenangan pada kategori perguruan tinggi.
Baca juga: UIN Walisongo perkuat kerja sama dengan Humboldt University Berlin