Ketua Yayasan Gunungan Michael Micklem didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkot Surakarta Widdi Srihanto di Solo, Senin, mengatakan, festival tersebut selain membangkitkan olahraga air, juga sebagai atraksi wisata dan upaya menjaga lingkungan sungai agar bersih dan terawat.
"Diselenggarakan lomba di Sungai Bengawan Solo ini sebenarnya ada beberapa tujuan, pertama untuk mencintai dan menjaga kebersihan sungai, menggalakkan olahraga air, dan sebagai "event" pariwisata dan sekaligus juga membangkit perekonomian warga di sekitar sungai tersebut," katanya.
Ia mengatakan, kegiatan itu sebagai peristiwa kedua. Kegiatan pertama beberapa waktu lalu mendapat sambutan cukup baik dengan peserta berasal dari dalam dan luar negeri.
"Kami berharap untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Solo yang jatuh Jumat (17/2), peserta lomba ini juga diikuti tidak hanya peserta dalam negeri tetapi juga dari luar negeri," katanya.
Hingga saat ini, katanya, peserta yang sudah mendaftarkan diri berasal dari Brimob, Kopassus, dan Tim SAR.
Pihaknya sudah memperhitungkan terhadap keamanan dan keselamatan peserta lomba. Peserta harus melengkapi diri antara lain dengan pelampung dan menaati aturan yang telah ditetapkan panitia.
Widdi mengatakan, lomba semacam itu jarang diselenggarakan. Kegiatan serupa akan dipikirkan sebagai kalender tetap Kota Solo.
"Kami akan berikan dukungan dan kalau bisa dijadikan acara tahunan," katanya.
Pada masa lalu, saat zaman keemasan Kerajaan Surakarta Hadiningrat, Sungai Bengawan Solo merupakan urat nadi perekonomian masyarakat.