"Biasanya ekspor ikan tuna dari Cilacap ke Jepang melalui Jakarta sebanyak empat ton per hari, namun dalam beberapa pekan terakhir merosot hingga 70 persen," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Kapal Ikan Cilacap, Sanpo, di Cilacap, Senin.
Menurut dia, penurunan ekspor tersebut disebabkan merosotnya hasil tangkapan akibat pengaruh cuaca buruk di Samudera Hindia yang tidak hanya terjadi pada pekan ini, tetapi juga beberapa pekan sebelumnya.
Dalam hal ini, kata dia, tinggi gelombang yang mencapai tujuh meter tersebut menyulitkan anak buah kapal (ABK) mencari ikan.
Akibatnya, lanjut dia, satu kapal yang biasanya dapat menghasilkan dua hingga tiga ton tuna per minggu, saat ini kurang dari satu ton.
Ia mengatakan, cuaca buruk tersebut mengakibatkan kerugian yang sangat tinggi.
"Selain kerugian biaya operasional yang tinggi dan hasil tangkapan tidak optimal, ekspor ikan ke sejumlah negara di Asia pun mengalami keterpurukan," katanya.
Menurut dia, saat ini sebagian besar pengusaha kapal di Cilacap meliburkan anak buahnya.
"Saat ini saya hanya mengoperasikan lima kapal penangkap tuna, sedangkan 10 kapal lainnya diliburkan," jelasnya.