Solo (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jawa Tengah, menambah tujuh guru besar dari berbagai bidang yang akan dikukuhkan pada Senin (23/12).
Tujuh guru besar itu yakni Kuswaji Dwi Priyono dari Fakultas Geografi, Erindyah R Wikantyasning dari Fakultas Farmasi, Ahmad Muhibbin dan Ambarwati dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, serta Widyastuti Nurjayanti, Agus Dwi Anggono, dan Tri Widodo Besar Riyadi dari Fakultas Teknik.
Kuswaji Dwi Priyono di Surakarta, Jawa Tengah, Jumat, mengatakan akan membawakan pidato pengukuhan berjudul Penguatan Resiliensi Komunitas Berkelanjutan sebagai Upaya Adaptasi Perubahan dalam Pengurangan Risiko Bencana Wilayah Tropis.
Menurut dia, resiliensi komunitas menghadapi bencana adalah kemampuan suatu komunitas untuk mengatasi, beradaptasi, dan pulih dari dampak bencana.
Ia mengatakan prinsip resiliensi komunitas menghadapi bencana, salah satunya soal kesiapsiagaan. Komunitas harus dilibatkan dalam pelatihan dan simulasi bencana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
"Keterlibatan komunitas, partisipasi aktif dari anggota komunitas dalam perencanaan dan respons bencana dapat menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab," ujarnya.
Selain itu, kata dia, jaringan sosial, memperkuat hubungan antarindividu dan kelompok dalam komunitas juga dapat meningkatkan dukungan emosional dan praktis saat bencana terjadi.
Ia mengatakan akses terhadap informasi juga tidak kalah penting. Penyebaran informasi yang akurat dan tepat waktu tentang risiko dan langkah-langkah mitigasi sangat penting untuk mengurangi dampak bencana.
"Upaya untuk mengurangi kerentanan manusia terhadap bencana harus memperhitungkan aspek-aspek sosial untuk membuktikan bahwa semua anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk bertahan dalam situasi bencana," katanya.
Menurut dia, manajemen bencana di wilayah tropis mencakup serangkaian strategi dan langkah untuk mengidentifikasi, mencegah, mengurangi, dan menanggulangi dampak bencana alam yang sering terjadi dalam lingkungan tropis.