Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta menyebut peran keluarga penting untuk menekan stunting atau munculnya kasus baru di Solo, Jawa Tengah.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Surakarta Purwanti di Solo, Minggu mengatakan new zero stunting atau tidak adanya tambahan kasus baru menjadi target pemerintah daerah pada 2025, maka didorong peran aktif keluarga.
Terkait peran keluarga, menurut dia, salah satunya soal pemahaman pola asuh pada orang tua yang memiliki balita dan penyiapan keluarga baru mulai dari calon pengantin, bahkan remaja.
Karena itu, kata dia, penguatan pemahaman terhadap pencegahan stunting terus diberikan oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan aksi cegah stunting.
Pada kegiatan tersebut, orang tua yang memiliki anak balita, remaja, dan calon pengantin dikumpulkan untuk diberikan arahan terkait pencegahan stunting.
Upaya lain yang dilakukan oleh Pemkot Surakarta yakni menyusun program pencegahan melalui berbagai kebijakan di 2025.
"Untuk penyediaan makanan bergizi masih tetap kami lakukan lewat program Dapur Sehat (DAHSAT), tapi ini juga harus diimbangi dengan peran keluarga itu tadi," katanya.
Sementara itu, hingga Oktober 2024, setidaknya masih ada 1.543 kasus stunting di Solo.
"Oleh karena itu, pada 2025 berbagai intervensi, melalui peningkatan status gizi dan program lainnya terus kami upayakan," katanya.
Baca juga: Ornamen Natal mulai menghiasi Kota Solo